Label

about me (2) CHILDHOOD (1) english (5) family (4) fiction (1) galau (8) gereja (3) jalan-jalan (1) jobseeker (1) junk (5) kuliah (1) memories (9) motivasi (1) prayer (1) quote (5) random (3) skripsi (6) teman (3)

Kamis, 26 Mei 2011

PEROMPAK SOMALIA

“Aku merasa itu sangat nyata, benar-benar nyata hingga tanpa sadar mataku telah basah, hingga akhirnya aku tau apa yang sebetulnya yang benar-benar terjadi..”

Entah bagaimana, aku sedang berada ditengah kawanan laki-laki yang berpenampilan sangat menyeramkan, mereka tinggi, besar, kulit mereka gosong seperti arang, celurit ditangan kanan, celana jeans yang hanya sepanjang dengkul dan itupun sudah bolong-bolong, baju yang compang camping, ada yang nyeker, ada juga yang pake sepatu tapi penampakannya sangat mengerikan. Aku dan 4 temanku yang lain ada diantara mereka dengan sangat ketakutan, tangan kami diikat dengan tali tambang dengan sangat erat yang melecetkan kulit kami dan mulut kami dibekap dengan sumpalan kain yang kebersihannya patut dipertanyakan.

Mereka bau matahari bercampur keringat dan amis, euuuhh, sepertinya mereka telah melewatkan rutinitas membersihkan daki-daki ditubuh mereka dan aku perkirakan bahwa mereka tidak keramas selama 14 hari!!

Mungkin penampilan rocker kalah dengan penampakan rambut mereka yang awut-awutan seperti ijuk kusut. Mengerikan!! Apalagi ketika mereka berteriak-teriak, memekakkan telinga dan napas mereka bau sekali, bau jigong, gigi mereka rata kuningnya, entahlah bagaimana orang-orang ini bertahan dengan kondisi yang demikian dan mereka sama semuanya!! Ajaib!! Lupakan penampilan buruk mereka dengan bebauannya yang membuat paru-paru kami kembang kempis tidak rela untuk bernapas..

Mereka menggiring kami dari pantai, mendorong-dorong punggung kami agar berjalan lebih cepat, tapi aku terjatuh dan salah seorang dari mereka meraih kerah bajuku dari belakang dengan sangat kasar. “Kampret!!” kataku dalam hati. Dia mendorongku lagi dengan tanpa belas kasihan melihat perempuan cantik yang wajahnya memelas karena kelaparan sudah 2 jam tidak makan. Tidak aku bohong, penampakan kami bahkan sudah sama buruknya dengan mereka. Kami terlihat seperti sekelompok orang bar-bar.

Dari pantai, mereka menggiring kami memasuki hutan pinus, semakin dalam, semakin gelap dan matahari semakin bergantung rendah diujung laut membuat semburat keemasan yang semakin lama semakin pudar berubah menjadi hitam kebiruan. Suara kelelawar mulai mengisi keheningan malam bersahutan dengan kerik jangkrik yang membuat suasana semakin angker.

Aku tidak mengerti mengapa mereka menyandera kami.. apalagi aku, aku bahkan anak dari orang tua yang miskin, percuma saja menyandera aku, mereka gak akan dapat uang apapun..

Pikiranku semakin kacau, aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi firasatku mengatakan ada sesuatu buruk yang terjadi. Dan itu segera..

Mereka mengikatkan kami ber-5 dibatang pohon pinus yang cukup besar.

Mereka mulai melakukan aksi keji itu..

Sangat keji, dan semua terjadi di depan mataku.

Aku gemetar dalam ikatanku, mereka menodai kawanku, aku tidak tahan melihat itu semua. Setelah puas, mereka menembaknya. Dor.. dor.. terdengar bunyi peluru dua kali ditembakkan kearah jantungnya dan seketika ia mati dengan darah berlumuran ditubuhnya. Aku mulai menangis tanpa suara.

Aku berusaha melepaskan ikatanku dari batang pohon pinus, aroma pinus dan bau tanah basah bercampur ditengah udara.

Kemudian temanku yang lain, mereka menyiksanya dengan pecut, entah apa salah kami, entah apa salah dia, aku tidak mengerti..

Aku menyaksikan mereka disiksa satu persatu, aku takut, semakin takut.

Aku takut hingga gemetar, keringat sudah membasahi sekujur tubuhku, mereka semakin mendekatiku.. apa ini giliranku, inikah akhirku, setelah semua temanku tewas didepan mataku, apakah aku juga akan berakhir seperti mereka..

“Hey, aku belum menikah tau..!!” teriakku yang suaranya teredam hingga neraka lapis 21 dan tidak timbul kepermukaan saking dalamnya.

Entah dari mana datangnya keberanian itu, aku tiba-tiba lari sekencang mungkin menyusuri hutan belantara yang sangat gelap. Mereka mengejarku, terus mengejar…

Mencariku, ingin membunuhku, tapi aku bersembunyi dengan napas terengah-engah dan parahnya aku ingin pipis..

Malam itu sangat dingin, kupikir aku akan mati membeku dalam kedinginan dengan kemeja tipisku.

Mereka tidak menemukanku, aku melarikan diri kearah yang berlawanan, terus, terus berlari sambil menahan hasrat ingin pipis..

Semakin lama, aku menangkap setitik cahaya, titik cahaya semakin besar dan akhirnya aku menemukan sebuah desa kecil diluar hutan.

Aku masuk ke sebuah kapel, sepi.. hanya aku yang ada didalam diantara bangku-bangku kayu pernish yang kosong. Aku menangis ketakutan, kini aku menemukan suaraku lagi.. aku menangis dan terus menangis, menangis dan menangis tepat dihadapan patung yang sangat aku kenal rupanya.. sebuah rupa yang selama ini aku sebut namanya dalam setiap pembukaan, isi, dan akhir doaku. Aku hanya bisa menangis dan gemetar, kejadian malam ini tidak akan kulupakan, aku tenggelam dalam telapak tanganku.

Aku terbangun dan ternyata aku cuma bermimpi, tapi aku beneran nangis lho!! Sungguhan nangis, mata gue udah basah, gue jerit-jerit sampe nyokap bangunin dan heboh nanyain kenapa sampai nangis-nagis gitu. Anjritttt, konyol banget mimpi hari ini!!!

2 komentar:

  1. gw pikir lu lagi berusaha buat cerpen atau novel gitu bay, bagus lho, kecuali bagian menahan pipis -___-"

    BalasHapus
  2. huahahaaa.. namanya juga beser, gak di dunia nyata, gak di mimpi..

    BalasHapus