Label

about me (2) CHILDHOOD (1) english (5) family (4) fiction (1) galau (8) gereja (3) jalan-jalan (1) jobseeker (1) junk (5) kuliah (1) memories (9) motivasi (1) prayer (1) quote (5) random (3) skripsi (6) teman (3)

Selasa, 30 Maret 2010

My Blue Umbrella

Saturday_March27’10

Well, it was September with rain so there’s a song titled September rain (what’s the correlation anyway??? -_-“). I’m quite different than any common girls because I don’t like bringing umbrella in my bag. In my opinion it’s so girl thing and I hate it (actually, it’s making my load heavier). It’s some kinda funny because I’m a girl though (laughing out loud to myself.. ^o^). Yeah, you can call me tomboy but not really because I still have long hair, use make up a lil’ bit, wear girl suit eventhough i don’t pretty like skirt but sometimes I wear it to go to church, put my feet on girl shoes but please without ribbon on them (hell no!!!) and the most important that I should give red line is I’M NOT A LESBIAN (I’m normal and like boys so much *.*). That’s me.

Well, what am I going to tell anyway?? It’s about the blue umbrella of mine. On Friday, it was a very hard and windy rain (it was alike storm) at the afternoon about 4.30 PM. I was on the way back home alone. I got on the microlet (mini bus) from my campus, University of Indonesia. I starred up to the sky and it was black, grey, or whatever, all I saw was dark and cloudy. I knew it’s going to rain (heavy rain!!!) but silly me, eventhough I’d already known what would happen I didn’t think to bring an umbrella (it didn’t across my mind at all then and besides that I didn’t have any..). Hahahaa... and voila!! It’s about 200 meters more just before I got the spot to take another microlet and bbbyyuuuurrrr...!!! Rain came suddenly and made all had touched by them wet. And hikss... what about me, dude?? I was all about wet!! Completely!! I stepped down from the microlet, paid the fare and then I ran as fast as I could to find a place hide from rain.

Oh, yeah I was chill and froze!! Bbrrrrrr.. My shoes were wet, my bag was wet, my suits were wet, my hair, and oohh..!!! It was my unlucky day.. T.T!! Oh, thank God, I didn’t have to wait too long for my chance to get into another microlet and take me to continue my way home. I felt like a fool with undescribed messy look. Allrite, whatever I tried to ignore people’s eyes on me!! (Actually, it was a bashful moment!!! T___T!! S.O.S!!) and the cold air made me wanna pee at the time and I had to hold it somehow because i was on the toll road!! >.<”). Jeez!!! And finally I got home... (The only good thing of the day!!!). I took a bath and hhaaasssschiiii... (i sneezed while scrathing my red nose just like Rudolf the red nosed reindeer carol!!). I fell asleep and got fever (mommy insisted me to take medicines which i hate, they were bitter!! Yaacckkss!!). Uuhh,, Daddy got mad at me because i was careless about my own health and then tommorrow he bought me an umbrella, it’s such nice and i like it so much because it’s BLUE!!! Oohh, Daddy thank you.. cupcup!! I brought it back to my boarding house at Depok. As i said previously that i just like it but i’m pretty rare using it though and still don’t want to bring it in my bag!! I just keep it good and there’s my family name written on umbrella’s belt “PASARIBU’S”. Thanks a lots of lot of my beloved Daddy. I love you so much!!

Senin, 29 Maret 2010

SEPATU KETS TERMAHAL

SEPATU KETS TERMAHAL

March4’2010_8.45 AM

Alkisah, dahulu ada seorang ibu yang sangat prihatin melihat kondisi sepatu sekolah anaknya yang sangat mengerikan namun anak tersebut tidak pernah meminta untuk dibelikan sepatu baru oleh ibunya ini. Dia tetap saja terus menerus memakai sepatu itu setiap hari kesekolahnya yang berlokasi disuatu lingkungan yang sangat tidak kondusif untuk dijadikan tempat untuk menimba ilmu karena persis di depan sekolah tingkat atas tersebut berdiri dengan gagah dan sombongnya sebuah mall yang namanya telah sangat tersohor yaitu Blok M Plaza.

Sebenarnya anak ini tidak ingin bersekolah ditempat itu karena sangat amat tidak menyenangkan, dan sebenarnya (lagi) yang diinginkannya adalah bersekolah di salah satu sekolah tingkat atas favoritnya yang berlokasi di Pondok Labu. Well, bukannya anak ini tidak ingin meminta dibelikan sepatu baru oleh ibu atau bapaknya namun dia hanya terlalu menyukai sepatu busuknya itu, karena dia membelinya dengan uang kumpulan jajannya selama ini. Sepatu itu memang sepatu murah tapi ia sangat bangga atas jerih payahnya, perjuangan yang gak akan dia lupakan untuk membelinya dan ada satu rasa yang gak bisa dijelaskan. Pada saat musim hujan, dengan susah payahnya ia berjalan dibawah payung polos birunya dari terminal blok M menaiki jembatan penyebrangan yang licin menuju kesekolahnya dan setibanya, sepatunya sudah benar-benar basah bahkan ia harus membalikkan sepatu bututnya untuk menumpahkan semua air yang bersarang didalamnya yang berwarna coklat seperti lumpur dan memeras kaos kakinya yang basah kuyup.

Beberapa jahitan sepatunya pun telah terkoyak akibat keseringan dipakai dan bagian depan sepatu kanannya telah mangap seperti kelaparan ingin diberi makan dan hanya ditambal dengan memakai power glue (yang saat itu diyakini sebagai lem paling kuat dan dipercaya bisa merekatkan apa saja yang tidak merekat.. bahkan sampai sekarang mitos itu masih berlangsung). Warna sepatunya saja telah berubah dari yang berwarna hitam kelam menjadi gradasi warna yang tidak jelas harus disebut warna apa sebenarnya, pudar (lebih tepatnya akibat banyaknya kotoran dan debu yang menempel disepatunya) karena jarang dicuci dari semenjak pertama kali beli (dalam setahun dia hanya mencuci sepatunya 2 kali. Anak ini berpikir untuk menjaga aroma orisinal sepatunya, namun sebenarnya itu salah!! JANGAN DITIRU!!!).

Semua warna monokromatik ada di sepatu itu, mulai dari coklat tua, coklat muda, krem, abu-abu, dan warna hitam yang tersisa sebagai corak baru yang sangat tidak enak dipandang mata, ditambah beberapa warna lain seperti merah kehitaman akibat cipratan saos botol saat ia makan mie yamin dikantin tempo hari, sedikit warna kuning-oranye akibat sewaktu mencuci sepatunya dulu yang ternyata sabunnya bekas dipakai untuk membersihkan ulekan rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, jahe dll. Ditambah parah dengan lapisan bawah sepatu yang telah aus dibagian kedua tumit sepatu tersebut sehingga jika raja siang sedang dalam kekuatan maksimalnya menyinari bumi maka ia akan sangat merasakan panasnya aspal menembus kakinya dan biasanya klo sampai rumah merah-merah semuanya persis seperti kepiting rebus.

Tali sepatu yang biasanya berwarna putih mulus (memori pada saat pertama kali membeli), sekarang warnanya tidak kalah hebohnya dengan warna pelangi yang timbul setelah hujan berhenti namun bedanya itu sangat tidak indah!! Dengan ujung tali sepatu yang biasanya ada lapisan plastik kaku yang membuat ujung tali sepatu tampak lebih kurus, di sepatu bagian kiri tali sepatu plastik tersebut telah lenyap entah kemana dan membuat ujungnya menjadi sangat berantakan seperti tentakel gurita. Dan karena sepatu tersebut terbuat dari bahan kain, maka di beberapa bagiannya sudah mulai timbul robekan-robekan kecil yang semakin lama semakin besar. TIDAK!!!! Dapat kau bayangkan, anak ini bersekolah dengan sepatu buruk rupanya di sekolah tingkat atas negri yang notabenenya dihuni oleh kalangan orang yang klo makan sukanya di cafe, yang klo hangout sukanya di mall, yang klo kemana-mana harus diantar pake mobil, dan yang selalu dengan tidak merasa bersalahnya menjadi lintah darat bagi orang tua mereka!!

Begitulah, namun ini realita kawan!!! Sebenarnya ada perasaan minder di hati anak ini dengan keadaan sepatu yang sepertinya penampakannya lebih tua dari guru sejarahnya saat itu yang berperawakan sangat mirip dengan salah satu spesies manusia purba yaitu pithecantrophus erectus javanicus (bukan bermaksud menjelekkan tapi... emang jelek). Anyway, ternyata anak ini mempunyai ibu yang sangat berhati mulia, pengertian, dan perhatian sekali (ini sangat mengharu biru..). Di suatu hari yang indah, ketika sang raja sedang dalam mood yang sangat baik sehingga menebarkan kehangatan di kolong langit, ketika angin sepoi-sepoi berhembus lembut dan membuat dedaunan menari mengikuti iramanya, ketika burung-burung berkicau sambil memperlihatkan manuver-manuver indahnya melintasi awan, ketika cakrawala sedang dalam warna biru terbaiknya yang pernah dilihatnya, dan ketika anak itu sedang asik nonton kartun kesukaannya yaitu Hey, Arnold!!

Ibu itu datang dengan ekspresi yang memunjukkan kebahagiaan dan seolah-olah menunjukkan suatu keberhasilan atau kemenangan atas sesuatu yang anak itu tidak ketahui. Ia membawa sebuah kantong kresek putih yang sangat besar dan terbayang sebuah kotak besar hitam sedang berlindung didalamnya. Kemudian ia memberikannya kepada anak perempuan yang sedang duduk santai menatap layar televisi yang menampilkan kartun kesukaannya dan meraihnya. Seketika pandangan dan konsentrasinya terbuyar melupakan kartun itu dan beralih segera membuka apa isi dari kantong tersebut. Dan.. dannn.. dannnnnnn.. Anak itu mendapatkan sepasang sepatu yang sangat indah rupanya yang sangat berbeda jauh keadaannya dengan sepatu yang selama ini ia pakai. Berwarna abu-abu cantik, dengan terbuat dari bahan yang kelihatannya sangat mahal, dengan lapisan bawah sepatu yang tebal dan kokoh, dengan kualitas jahitan yang nomor satu, dengan tali sepatu yang berwarna senada, dengan merk yang terbordir rapi pada bagian belakang sepatu seperti 3 helai daun dan pada sisi sampingnya terdapat huruf timbul yang bertuliskan “ADIDAS”. Waw, ini kejutan yang luar biasa di hari Minggu yang sangat indah, bukan??!! “Terima kasih, mama!!” ucap anak itu sambil memeluk dan menciumi pipi ibunya itu.

Anak ini segera mengerti apa arti huruf-huruf timbul yang ada di sisi samping sepatunya tersebut itu yaitu ini sepatu mahal!!! (teriaknya dalam hati). Oh, sangat bersyukurnya dirinya saat itu mendapatkan sepatu yang sangat mahal dari orang terkasihnya. Mulai dari sejak itu, anak tersebut berpisah dengan sobat lamanya yang selama ini telah bersamanya dalam suka dan duka, dalam dingin dan panas, serta dalam keadaan kering dan basah. Akhirnya, sepatu butut itu pun dipensiunkan di tempat peristirahatannya yang paling nyaman yaitu tong sampah!!! Untuk hari-hari selanjutnya, anak itu melangkah dengan rasa percaya diri yang melejit dimanapun ia berada, terutama di sekolahnya dengan sobat barunya. Tidak ada lagi rasa minder, tidak ada lagi kepanasan ketika melewati jalan aspal atau air yang merembes kedalam sepatunya saat hujan tiba. Sepatu itu sangatlah nyaman dan empuk dipakai, kini anak itu selalu memakai sepatu barunya tiap hari kesekolah dan kemanapun ia pergi dengan rasa bangga dan sekaligus ingin pamer. Norak.

Saat itu, anak tersebut kelas 2 SMA, setelah 5 tahun berlalu ia masih tetap memakai sepatu termahalnya itu. Sepatu itu masih tetap bagus walaupun warnanya sekarang sulit untuk dideskripsikan lagi dan kebiasaan anak itu juga masih sama yaitu masih jarang mencuci sepatunya (masih pada kepercayaan yang dulu.. atau mungkin memang dia yang malas untuk membersihkan sepatunya itu?!). Hingga saat ini, sudah beberapa kali ia membeli sepatu di toko sepatu kecil yang ada di dekat stasiun, tempat ia tinggal, namun sepatu-sepatu tersebut sangat cepat rusak, bahkan baru dua kali pakai hak sepatunya udah copot, keesokannya hak sebelahnya yang copot. Ampun deh! Macam-macam aja masalah karena membeli sepatu murahan. Namun tetap, sepatu ADIDAS itu menjadi sepatu termahal dan terfavoritnya hingga saat ini. Danke, meine Mutter!! Ich liebe dich.

KELAPERAN

KELAPERAN

Hari ini, Jum’at, 5 maret 2010.. dan Gw sangat malas untuk beranjak dari kasur kostan gw yang terlalu nyaman dan terlalu sayang untuk ditinggal sehingga gw tetap bergulung-gulung dengan selimut dekil yang belum pernah dicuci selama sebulan lebih diatas kasur yang ditutupi seprei yang belom gw ganti dari seminggu kemaren harusnya . Ah, jam weker dah berbunyi gak karuan, memekakkan telinga.. sedetik gw mengintip untuk mengetahui jam berapa sekarang dan masih jam 5 pagi , kemudian gw kembali bergumul dengan selimut biru kesayangan dengan gaya sedang berenang2 (gaya bebas) sambil menggerakkan kaki dan tangan berusaha mengumpulkan ceceran selimut, hingga akhirnya gw kembali ketiduran sampe jam 7 pagi.. tapi masih ingin tetap di tempat tidur . Melihat itu gw segera kembali menutup wajah dengan selimut dan kemudian tertidur lagi hingga akhirnya jam 7.35 pagi!!! . Sial!!!

Dengan panik tapi tetap bengong diatas tempat tidur dengan tubuh masih terlentang di atas kasur, memandang kosong ke arah langit-langit kostan. Oh, ada sarang laba-laba di pojokan, kemudian jaring-jaring halus (hampir kasat mata) debu yang bergoyang-goyang lambat dan melihat cicak yang sedang kasmaran diatas langit-langit kamar yang udah banyak bercak coklatnya (padahal warna aslinya bercat putih). Gw berencana untuk mandi dan ingin mengambil handuk biru yang gw gantung semalaman diluar, dan OH NOO!!! Gw lupa klo kemaren malem ujan deras!!! Baiklah, gw berusaha untuk mencari penggantinya dan gak menemukannya!! Tapi gw tetap berniat untuk mandi pagi ini, HARUS!! (sebelumnya setiap pagi gw sering manghemat sabun dan shampoo) Karena gw dah gak keramas 3 hari dan itu dah lepek, berminyak banget (buset!!). Ketika gw mau mandi, ternyata sabun habis!! Alhasil gw pake sabun sulfur yang buat muka untuk mandi!! (baunya gak enak karena efek belerang). Ritual lainnya adalah untuk menjaga kesegaran napas sepanjang hari gw gosok gigi kemudian yang gw taruh diatas sikat gigi gw adalah facial foam!! (pantesan rasanya aneh, agak pahit-asin dan busanya dikit).

Wah, jakpot banget gw di pagi hari! Karena gak ada handuk, makanya gw pake punya adek gw dulu, dan ternyata dah jam 8.02AM..!!! Sekarang gw panik beneran! Buru-buru berberes dan gw langsung mencomot sepatu terdekat gw yaitu ADIDAS dekil yang ternyata basah!! (gara-gara kemaren ujan deres banget dan gw nginjak kubangan air!!). Oh, yeah!! (another jackpot!!). Gw berangkat dengan langkah cepat dengan perut keroncongan, kruukk.. kruukk.. (ini akibat makanan tadi malem gw muntahin semua, gw salah beli menu..). Tadi malem gw beli makanan, karena seharian itu belum ada sebutir nasi yang masuk keperut gw, kemudian gw pesen tetelan dan telor di warteg deket kostan. Gw gak tau apaan tuh tetelan dan gw tanya si mbaknya dia malah susah banget jelasin tuh jenis makanan. Tapi karena gw pengen nyobain, akhirnya gw tetep beli juga!! Baru gw tau klo, tetelan adalah lemak perut atau gajih (ngak negrti deh gw.. kata adek gw yang cwok sih itu).

Dann.. huekss!!! Gw muntah seketika!! T.T padahal mahal banget dah tuh makanan!!! (dan satu-satunya uang yang tertinggal di kantong gw adalah selembar uang rupiah berwarna ungu). Waah, nyesel banget gw.. klo gw gak beli gw dah bisa ngesave Rp7.000!!! Eeerrgghhh..!!! Sampailah gw dikelas dengan terlambat dan dengan perut keroncongan. Si dosen yang mantan Hakim Pengadilan Pajak udah ngajar dengan semangatnya dikelas. Entah kenapa klo dia yang ngajar perasaan lamaaaa bangett dan buuannyakkkk banget materinya.. !!! Gw langsung mengambil tempat duduk paling belakang agar gak menarik perhatian tuh dosen hebat. Lama-lama kepala gw pusing dan akhirnya gw tidur cicak di dalam kelas!! (pandangan seolah-olah memperhatikan tapi sebenarnya tertidur atau lebih tepatnya tidur dengan mata terbuka!!). Ketika gw terbangun ternyata belum selesai juga dia ngocehnya!!! (padahal perasaan, gw dah cukup lama ketiduran). Gw memincingkan mata ke jam dinding kelas yang menggantung sangat tinggi di depan kelas dan gw merasa ia berjalan lebih lambat dari biasanya, masih menunjukkan pukul 9.45 padahal gw tadi ketiduran pukul 9.35. Dan gw makin merasakan cacing-cacing di perut gw semakin ganas, ditambah tekanan batin karena konstipasi.. lengkap deh hari ini jakpot gw!! Depan belakang memanggil-manggil dengan riuh berlomba ingin didahulukan, *njrittt.. T.T

Pengen cepet-cepet selesai hari ini!! (pemberontakan dalam kepala gw yang dah gak bisa konsen lagi mendengar dosen itu berbicara mengenai materi kewajiban wajib pajak dalam mengisi surat pemberitahuan pajak terutang tahunannya dan bla bla bla bla yang gak ada abisnya..). Setelai selesai kelas.. (akhirnya). Gw diajak kawan-kawan ke kantin!!! (OH NO!! Gw gak punya duit sama sekali, karena selembar uang ungu yang tertinggal itu adalah untuk ongkos gw pulang ke Bekasi hari ini). Akhirnya gw menahan lapar gw lagi, sekaligus menahan gejolak panggilan alam akibat kurang serat.. Belakangan ini gw makan gak teratur dan agak kurang sehat tampaknya (oooohh.. gw lapeerr bangett!!! Teriak gw dalam batin). Gengsi banget gw buat minjem sama temen, walaupun akhirnya minjem juga untuk beli minuman doang. Kemudian gw ikut kebaktian dan ada persembahan!! (ooh no.. gimana ini????) Gw sibuk mencari uang receh di tas, di dompet, di tempat pensil, di sela-sela buku, gak ada!!! Padahal kantong persembahan semakin mendekat!! Sampai suatu keajaiban terjadi! Tiba-tiba tangan gw menyentuh sesuatu di dalam kantong jeans sebelah kanan dan gw mendapatkan uang!!! (uang rupiah berwarna hijau yang berlipat-lipat). Thanks God!

Selesai kebaktian, rasa laper gw makin bertambah dan panggilan itu pun semakin menjadi-jadi.. (sebenarnya dari kemaren tapi gak bisa-bisa juga.. tersiksa gw!!). Sampai akhirnya gw pulang kekostan dan dalam perjalanan pulang gw bener-bener dah gak tahan menahan gejolak cacing-cacing keparat itu!! Akhirnya gw tergoda untuk membelanjakan satu-satunya uang berwarna ungu itu, dengan perasaan berat hati tidak ingin berpisah. Gw menyerahkannya kepada abang-abang tukang jualan Roti Goreng Medan yang mangkal di lorong Kober. Gw beli sekaligus 2!! Dan yang tersisa sekarang adalah selembar uang rupiah berwarna coklat buluk dan kucel. Gw makan dengan terburu-buru hanya dua kali kunyah, langsung menelannya (orang yang sangat kelaparan.. T.T). Sesampainya dikostan, gw minum air sebanyak-banyaknya karena kerongkongan seret banget dan mengambil satu sachet serat sintesis kemudian meneguknya dengan segera. Lalu ketika gw ingin mengambil uang rupiah terakhir gw itu ternyata GAK ADA!!! Hooaa... Gimana gw mau pulang ke Bekasi ini mah?? (kayaknya duitnya jatuh deh..). Baiklah, itung-itung berbagi dengan yang lain tapi heyyyyyy...!!! Gw apa kabar??? Mau gak mau, satu-satunya harapan gw adalah menunggu adek gw yang cewek itu pulang dari kampus dan berharap dia mau minjemin duitnya dulu.

Sambil menunggu kedatangannya, gw pun menyelesaikan urusan yang dari kemaren belom kelar di bilik renung (bahasa malay nih..). Tiga puluh menit, satu jam, satu setengah jam berlalu... belum nampak juga tuh anak. Hingga akhirnya gw tertidur dengan pulas (ini adalah cara paling ampuh untuk menahan lapar dan gejolak lainnya ala anak kostan yang hidupnya pas-pasan). Setelah dua jam menunggu, pukul 3 sore lebih beberapa menit ia baru menampakkan dirinya. Dengan menahan malu dan gengsi, gw bilang “Adek, lw punya uang lebih buat pulang kan???” dan ia menjawab dengan nada jutek, “Kenapa emangnya?? Lw mau minjem??? Jangan bilang lw gak ada duit lagi buat ongkos kayak kemaren kak. Utang yang kemaren aja belum lw bayar.” Buset, gw langsung di ultimatum!! Tapi gw gak abis cara, gw pasang tampang termelas gw didepannya seperti seorang pengemis kelaparan yang udah 5 lima gak makan.. “Plis, ntar gw gantiin di rumah deh!!” Kemudian ia balik menimpali, “Serius lw?? Minjem mulu bisanya!! Cicilan buat beli hape lw aja belum lunas-lunas!!” Wah, mingkem dah gw klo kayak gitu.. (adek gw yang satu ini hemat banget!! Jadi biasanya dia yang selalu gw minta pinjem duit. Udah persis kayak ATM berjalan!! Kapanpun lw butuh duit tinggal bilang aja, tapi hati-hati klo telat ngembaliin.. lw tau dah akibatnya!!). Karena ditembak gitu akhirnya gw diem dan manyun.. eh, tiba-tiba dia bilang, “Tenang, gw dah tau lw pasti mau minjem duit lagi hari ini buat ongkos. Jadinya gw dah nyiapin duit lebih buat lw. Tapi jangan lupa balikin cepetan yak ma utang-utang lw yang kemaren.”

Dengan mata berbinar-binar dan sesendu mungkin gw menatapnya dengan rasa terimakasih yang tak terkira, “iye, iye.. pasti gw balikin!!” kemudian dia nyeletuk, “Dasar, kakak nyusahin mulu kerjanya!!! Susah banget dah gw!!” Mendengar itu gw cuman tersenyum pada adikku yang ku sayang. Dan, kemudian.. kami pulang bersama ke Bekasi hari ini!!

HEBOH SANA-SINI

HEBOH SANA-SINI

Oke, gw akan bercerita mengenai hal-hal yang gw alami kemaren, tepatnya March2’ 10. Gw bersama dua kawan sekelas yaitu Chui dan Gaby, berencana untuk mendaftarkan diri sebagai pengawas UN SMP untuk tanggal 29 maret mendatang. Tempat pendaftarannya di kampus Salemba, Fakultas Kedokteran UI. Kemudian dua teman sekelas gw lainnya yaitu Ayu dan Niken udah menunggu di Stasiun UI, mereka gak ada kelas hari itu. Baiklah, setelah selesai kelas Knowledge Management yang agak lama, gw dan Gaby berkepentingan untuk ngurus berkas beasiswa sebentar. Kemudian Chui dah nunggu diparkiran mobil FISIP (kita beda kelas hari itu).

Kemarin, hari panas dasyat!! Astaga, gw hampir pengen pingsan jalan dari FISIP ke Stasiun (padahal jaraknya deket). Sesampainya di Stasiun UI, gw nelpon si Ayu tapi agak susah gitu karena mau nanya mereka dah beli tiket ato belum???! Karena gak diangkat-angkat, akhirnya gw nyuruh Gaby untuk beli tiket kereta ekonomi jurusan Jakarta yang harganya hanya Rp1.500 perak. Ketika Gaby masih ngantri itu, eh kereta ekonominya lewat, gw dan chui gak terpikir bahwa ternyata Ayu dan Niken naik kereta ekonomi jurusan Jakarta yang baru aja datang tersebut.

Akhirnya, ya gak ada hal lain lagi yang dapat diperbuat selain menunggu kereta ekonomi jurusan Jakarta selanjutnya. Gaby membagikan tiket kereta kepada gw dan Chui, kemudian gw meriksa karena pengen tahu jam berapa kereta selanjutnya tiba. Dan ternyata, eh ternyata!! (dengan ekspresi yang super noraknya gw saat itu), karena teramat sangat kaget menatap kearah tiket itu!!!! GAK ADA WAKTU YANG TERTULIS DISANA!!!!!!!!!! Apa-apaan ini??? Gw gak ngerti sama sekali, maklumlah itu hari pertama gw naik kereta api, padahal gw dah lama ngekost dibelakang stasiun UI, bahkan hampir 2 tahun lebih tapi baru terealisasi hari itu.

Awalnya gw merasa excited sekali karena akhirnya, gw merasakan juga apa yang kebanyakan orang Indonesia rasakan, BETAPA HEBOHNYA MENUNGGU KERETA EKONOMI JURUSAN JAKARTA!!! Menunggu dan menunggu sambil ngomongin hal yang semakin gak jelas arahnya, kemudian bosan menghinggapi perlahan-lahan. Dan akhirnya yang tertinggal adalah 3 mahasiswi yang dengan sedikit semangat namun sangat berharap pada kedatangan kereta ekonomi jurusan Jakarta selanjutnya, menunggu seperti orang bodoh!!! Ampun DJ!! (hanya kata itu yang terlintas di pikiran gw saat itu).

Kemudian, kita bertiga mulai resah dan bolak balik melihat jam ditangan dan ekspresi wajahpun mulai berubah menjadi harap-harap cemas (mirip judul reality show). Dan waaaaaaahhhhh... udah jam 2 siang belum ada tanda-tanda kemunculan kereta ekonomi yang sangat kita harapkan tersebut padahal pendaftaran tutup jam 3 sore ini!!! Kemudian harap-harap cemas itu berubah menjadi luapan amarah yang kami tumpahkan dalam rangkaian verbal yang tiada taranya. Mengutuki keterlambatan kami sendiri yang menyebabkan kami harus menunggu begitu lamanya. SIAL!!!

Disitu gw baru mengerti, setiap gw mau berangkat kuliah, kemudian kereta ekonomi datang, orang-orang langsung pada heboh berlarian berusaha sekeras mungkin layaknya sedang dalam perlombaan lari marathon untuk bisa masuk kereta ekonomi jurusan Jakarta tersebut. Karena ketinggalan 1 menit, itu berarti harus menunggu 1 jam!!! (itu masih untung, biasanya bahkan lebih dari itu). Maklumlah di negeriku tercinta, Indonesia ini, terlambat adalah hal biasa, tepat waktu menjadi hal yang luar biasa. Membingungkan!!!! Sangat konyol!!!! Tapi gak usah dipikirkanlah itu, ntar malah capek sendiri... AMPUN DJ!!!!

Kemudian 2 kereta ekspres telah berlalu dan disusul beberapa saat kemudian kereta bisnis. Dan heyyyyy!!!!!!! Dimana kereta ekonomi jurusan Jakarta kami????? Keresahan kami berlanjut, jam ditangan sudah menunjukkan pukul 2.35 siang!!! YA, TUHAN!!!! BAGAIMANA INI JADINYA???!!!! Dan kami kembali berceloteh mengutuki sistem perhubungan transportasi negeri tercinta ini. Kemudian terdengar suara sayup-sayup suara dari pusat informasi stasiun yang mengatakan kereta selanjutnya yang masuk adalah kereta ekonomi jurusan Jakarta. Sesaat kami merasa lega, namun kembali khawatir memutuskan bakalan naik gak nih??? Takutnya jadi mubazir datang ke Salemba tapi ternyata dah tutup. Gaby yang dengan wisenya saat itu bilang, “ya, udah kita tetap coba. Kita lihat keberuntungan kita hari ini.” (udah kayak ahli fengshui atau peramal aja bocah!!). Tapi akhirnya kita naik juga kereta yang telah hampir 1.5 jam kami nanti itu. Dengan bercucuran keringat dan emosi serta kecemasan kami naik kereta itu.

Ternyata banyak banget stasiun yang harus kami lewati dari Stasiun Pancasila, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Kalibata, Cawang, Tebet, Manggarai, dan Cikini!!! Oh, My God!! (ala anak muda zaman sekarang). Mana dikereta api itu semuanya ada, dari copet yang gerak geriknya mencurigakan, pengamen, pengemis buta tua yang dituntun anak kecil dan diikuti oleh seorang wanita paruh baya yang berpakaian sangat lusuh dan dekil sambil menggendong bayi, orang kantoran yang sok sibuk baca koran, ibu-ibu yang ketiduran hingga ngences, beberapa gerombolan anak muda anti kemapanan, dll namun yang paling menakutkan adalah ada seorang lelaki dengan tampang yang menyeramkan dan mencurigakan persis kriminil menatap terus menerus kearah kami tanpa kedip!!! Hey, itu menerikan!! Seperti tatapan ingin menerkam!!! Kami gak berani melihat kearah jam satu kami dari tempat kami duduk saat itu. Untungnya, saat itu bukan jam pulang kantor, jadi kami bisa sempat merasakan angin sepoi-sepoi yang masuk melalui sela-sela lubang jendela kerta ekonomi yang gak karuan bentuk dan warnanya dan terpaan angin yang super keras menerobos dari pintu gerbong yang terbuka lebar (lebih tepatnya karena gak ada pintunya lagi). Sungguh kereta yang mendeskripsikan namanya...

Setiap stasiun yang terlewat, gw selalu ingin melihat. Kita udah melewati apa saja ( sebenarnya sih, reaksi kenorak-an gw yang baru perdana naik kereta, ekonomi pula). Guncangan kereta yang begitu dasyat membuat gw mual dan sekaligus seperti melayang. Akhirnya turunlah kita di Stasiun Cikini, tiba pada pukul 3.10 sore!!! Tidak!!!! Kami khawatir pendaftaran akan segera tutup, maka gw menelepon Ayu untuk mengambilkan formulir dulu (klo bisa). Kami bergegas menuruni anak tangga Stasiun Cikini yang pengap dan langsung berburu Kopaja 502 untuk mengantarkan kami ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bayangkan, kami bertiga belum pernah naik Kopaja itu menuju tempat idaman kami hari itu!!! Katanya dekat RSCM (emang bener!). kemudian ketika mata kami mendapati gedung yang terpampang tulisan tidak begitu besar dan warnanya juga telah memudar, bertuliskan FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA, lengkap dengan lambang indah Makaranya. Dan serentak kita heboh turun dari Kopaja tersebut!!.

Tugas selanjutnya adalah mencari dimana gedung pendaftaran itu berada!! Ayu mengatakan dari sebrang telepon bahwa mereka sedang berada di gedung Pasca Sarjana. Hey, kami newcomer disini dan gak tau apa-apa tentang seluk beluk FK ini!!!! Tapi itu bukan masalah besar, malu bertanya akan sesat dijalan. Maka dari itu, kami bertanya pada OB yang bertugas di tempat itu untuk menunjukkan dimana gedung keramat itu berada. Dengan langkah seribu kami berjalan sangat cepat dan setengah berlari karena jam ditangan sekarang telah menunjukkan pukul 3.25 sore!!! Ooohh,, Semoga masih sempat, jangan sampai semua pengorbanan kami hari ini sia-sia!! (itu, teriakan batin kami masing-masing yang bunyinya sama!!).

Terdengar suara Ayu kembali dari sebrang telepon yang mengatakan “cepetan, bay!!!” wahh, dan kamipun segera menambah velocity langkah dan akhirnya berlari!!! Mana, dimana??? Kami mencoba mengawaskan mata dan mencoba mengingat kata-kat OB tadi. Kemudian, dengan setengah napas tersendat, alias ngos-ngosan dan berlumur keringat dimana-mana dan entahlah bagaimana tampang kami saat itu, yang penting mendapatkan formulir hari itu juga (tekad yang sangat kuatt..). Kami langsung menyusup masuk gedung itu dan mendapati Ayu dan Niken telah duduk santai di depan gedung itu, dibawah pohon rindang sedang berteduh dari sengatan maha dasyat si penguasa siang dan langsung mengarahkan kami untuk mengambil formulirnya!!!

Dengan tampang dan penampilan yang dah gak bisa dijelaskan lagi bagaimana penampakannya, kami langsung ke loket pengambilan formulir dan dengan tergesa-gesa mencari alat tulis kami untuk menuliskan biodata diatas kertas berformat tersebut. Melengkapinya dengan 2 buah foro berukuran 3x4, transkrip nilai dan foto kopi KTM. Kemudian segera mengembalikannya ke loket tersebut. Dan barulah kami merasakan kelegaan yang luar biasa setelah menyerahkan kembali formulir tersebut. Beruntungnya kami hari itu, walaupun terlambat setengah jam ternya pendaftaran masih buka (Hari itu juga gw mengerti mengapa Indonesia secara konsisten selalu menjalankan prinsip terlambat, gak selalu buruk juga sih..). Thanx Lord!!! (Teriak batin kami lagi yang hanya bisa di dengar oleh kami dan seseorang yang terlalu kuasa di balik awan sana).

Lalu kami bersantai sejenak, dibawah pohon rindang yang disekelilingnya dibuat bangku dari semen di depan masjid megah yang gak ada dindingnya!! (karena terbuat dari kaca semua). Menunggu Niken selesai shalat dan gw pun punya kepentingan lain atas tempat suci itu yaitu sesuatu yang ingin gw lakukan yang udah lama gw tahan-tahan dari sejak dikereta hingga selesai ngisi formulir (terjemahkan sendiri lah yaa..). Sedetik gw berimajinasi, mungkin klo dibuat film judulnya akan menjadi, KEJAR FORMULIR SAMPAI KE SALEMBA!!! (cukup menjual gak tuh??). Sejuknya bersantai dibawah pohon rindang ditambah pemandangan indah lainnya yang datang dari penghuni Fakultas Kedokteran sendiri (lumayann..).

Destinasi selanjutnya adalah memikirkan bagaimana cara kembali ke Depok!!! Gila, perjuangan berjam-jam hanya efektif selama sekian menit di Salemba!! Niken ngusulin kita untuk naik bemo hingga Stasiun Manggarai yang tersohor itu (entah atas kebaikan atau hal lainnya dan juga dijadikan judul sebuah film horor ala Indonesia). Alhasil kita harus jalan dari kampus Salemba dan sekilas mata gw menangkap tulisan “Selamat Datang di Kampus Perjuangan” (gw hanya diam dan mendalami kalimat singkat itu, kemudian gw kembali ke bayangan masa lalu beberapa tahun sebelumnya) hingga lampu merah. Hey, yang benar saja, bemo masih eksis hingga sekarang di Jakarta??? (bahkan di Bekasi aja Bajaj dah gak ada lagi, Ibu Kota Negara yang unik ternyata Jakarta ini).

Ternyata, semua bemo yang lewat dah full house!!! Akhirnya kita memutuskan untuk naik Bajaj hingga Stasiun Manggarai dengan fare Rp8.000 (mahal juga ya??? Bukannya harga BBM dah turun??? Walaupun tingkat inflasi gak sebanding dengan penurunan harga BBM). Namun akhirnya kami, ber-6 setuju untuk naik 2 bajaj tersebut (oknum ke-6 itu adalah teman SMA Ayu, bernama Niken juga dengan jurusan Hukum). Waw, ajaib!! Hari ini serba Ajaib buat gw!! (lebih mendeskripsikan kenorak-an gw). Dulu waktu di Cilandak hampir setiap hari gw naik bajaj, sekarang setelah 7 tahun meninggalkan tempat kecil gw itu, hari ini juga pertama kalinya lagi gw naik bajaj.

Rasa yang gak pernah gw lupa, ciri kahas bajaj dengan suara mesin yang agak parau, asap knalpot yang gak kalah dasyatnya menghalangi pandangan (sampe bikin batuk-batuk, bahkan tisu aja gak mampu menghadang serangan asapnya), goyangan kekiri dan kekanan saat si bajaj berusaha mendahului bajaj lainnya, bau keringat dari supir bajaj, kaca spion bekas yang ditempelkan pada tengah bajaj sebagai cermin si pak sopir untuk menjaga penampilannya, handuk dekil berwarna mengerikan yang bergantung pasrah di setir sebelah kirinya dan yang terakhir yang paling tidak dapat terlupakan dari bajaj adalah guncangan hebatnya!!!!

OH, NOOO!!! Setibanya di Stasiun Manggarai, gw turun dengan kaki gemetar efek dari getaran dasyat bajaj tadi masih tertinggal!!!! Akhirnya gw jalan dengan semponyongan mirip orang habis nokip (mabok). Ternyata efeknya juga menyerang fungsi berpikir gw, seketika gw merasa gak bisa berhitung, 5.000-1.500=???? (nah, lho!!! Begitu mengerikan!!!). Kami segera membeli 6 tiket kereta ekonomi tujuan Depok (ekonomi lagi!!! T_T Karena itu yang paling murah dalam strata perkeretaapian Indonesia dari sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang!!!). waktu di jam gw dah nunjukkin jam 5.10 sore!!! Lw tau artinya apa???? INI JAM PULANG KANTOR!!!!!!!!!

Untuk kesekian kalinya gw teriak dalam batin lagi dan kali ini lebih keras, OH NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!!!! Ditambah lagi kehebohan, ternyata pas banget kereta ekonomi jurusan Depok berhenti di jalur 6, mau gak mau kami berlari sekuat tenaga dari jalur 1 hingga jalur 6. Berusaha sekuat tenaga (masih dalam perjuangan) masuk kedalam kereta berhimpitan dengan kerumunan orang yang telah memenuhi gerbong kereta dari stasiun sebelumnya. ASTAGA!!!!! Gw berada diantara pepesan ribuan orang Indonesia yang sedang menikmati murahnya tiket kereta api ekonomi!!!!! Setelah perjuangan yang tiada taranya, menyelinap dari balik ketiak orang-orang yang aromanya udah gak jelas lagi (campuran bau parfum, keringat, dll) sambil berusaha melindungi tas kami dari para pencopet yang menyamar menjadi penumpang gelap kereta ekonomi tersebut.

Berusaha masuk dari himpitan orang-orang yang memenuhi gerbong kereta tersebut hingga kami menemukan spot yang cukup aman!! Tapi, kehebohan belum berhenti ternyata!!! KAMI SULIT BERNAPAS!!!!!!!!! SANGAT TERSIKSA BATIN DAN JASMANI!!!!!!!!!!!! (klo mau melatih kesabaran, disini tempat yang tepat!!!). Bahkan gw khawatir akan keberadaan dan keberlangsungan hidup teman terimut kami yaitu Ayu!!! Tapi untungnya dirinya baik-baik saja (baguslah kawan..). Sumpek dan berdesak-desakan, beradu pantat dorong kiri dorong kanan demi memperjuangkan tempat berdiri dan agar tidak terlalu jauh dari pintu gerbong (bagi orang yang hanya melewati 4-5 stasiun). Waw, gw membayangkan apa jadinya klo gw harus naik kereta setiap hari dimasa yang akan datang??!!

Dengan segala kejadian ajaib hari itu untunglah kereta ekonomi jurusan Depok mengantarkan kami dengan selamat hingga stasiun UI idaman kami. Gw, Chui, dan Nikeh FH berpisah dengan Ayu, Niken dan Gaby yang akan turun di stasiun selanjutnya. Ketika mau keluar dari gerbong aja perjuangannya gak kalah dasyat mana ada kakek tua yang jalan melawan arus dalam gerbong, mencurigakan!!! Dan akhirnya dengan hembusan napas lega keluar dari kereta ekonomi karena kembali bisa menghirup udara segar, BERHASIL!!! Dan ternyata gw dikejutkan lagi dengan betapa banyaknya orang yang naik di atas gebong kereta itu, padahal harga tiketnya teramat sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat Indonesia Raya (menurut gw..). tapi bodo amatlah, itu urusan mereka. Buat gw yang penting adalah segera sampai kostan dan mandi sebersih mungkin karena gw merasakan betapa basahnya baju, rambut dan semua tubuh gw saat itu. IT’S JUST A VERY HUGE DISASTER EVER!!! TOTALLY A MESS!!!! Saatnya kembali ke kehidupan nyata gw dan MANDIII!!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 27 Maret 2010

AKSI SETAN KECIL (PART 1)

Dahulu terdapatlah seorang anak perempuan yang lahir disalah satu pulau terindah didunia, dengan cuaca yang sejuk, masyarakat lokal yang ramah, legenda daerah yang tersohor hingga penjuru dunia, makanan khas yang bercitarasa unik, adat istiadat yang sangat teratur dengan pembagian marga-marga, dan lokasi yang sangat unik karena terdapat ditengah salah satu danau tekto-vulkanik terbesar di dunia yaitu pulau Samosir. Selama hampir 4 tahun anak tersebut tinggal dipulau eksotis tersebut dan banyak hal konyol yang dilakukan oleh anak ini selama masa hidupnya..

Menggigit Anak Tetangga Hingga Berdarah-Darah.
Dulu, entah mengapa sepertinya hampir semua pasangan yang menikah saat itu melahirkan anak secara hampir bersamaan sehingga banyak anak yang seumuran dengan anak perempuan ini di pulau tersebut. Dia adalah anak yang lucu dan sangat digemari oleh para tetangganya karena sangat cantik dan imut. Anak ini banyak memiliki teman sepermainan. Namun, klo udah berantem maka ia akan selalu keluar menjadi pemenangnya akibat gigitannya yang beringas. Pernah waktu itu, ada anak tetangga, sebelah rumah persis entah ada angin apa ketika asik bermain. Anak ini menggigit temannya hingga berdarah dan menjerit mengerang kesakitan, namun anak ini hanya tertawa saja menganggap itu hal yang lucu (mungkin itu hanya ekspresi kasih sayangnya untuk mengungkapkan betapa gemasnya ia dengan temannya itu). Akibatnya, datanglah orangtua anak korban menghadap kedua orang tua anak si pembuat onar ini. Malah mereka yang beradu mulut dan dari semenjak itu ia melarang anaknya untuk bermain dengan si biang kerok dan tetangga itu akhirnya bermusuhan sehingga tidak pernah saling tegur lagi. Hingga pada akhirnya, mereka pindah dari tempat itu dan gak lama kemudian keluarga si setan kecil pun bertransmigrasi ke salah satu kota besar yang hiruk pikuk dengan kendaraan yang semakin hari semakin bertambah dan membuat stress tingkat tinggi yaitu Jakarta.

Semua Baju Bolong-Bolong.
Kini mereka tinggal disuatu daerah bernama Cilandak. Ternyata gigitan tempo dulu semakin membuat gigi anak ini gatal. Orang tua dari si anak tersebut seringkali memberikan baju baru dan mendandani anaknya dengan cantik sehingga tetangga dilingkungan baru pun senang melihat anak ini. Namun satu bencana lainnya adalah setiap baju yang dibelikan oleh orang tua si anak tersebut tidak pernah bertahan lama karena pada bagian leher dan ujung baju tersebut terdapat sobekan-sobekan kecil seperti digigit tikus. Orang tuanya sangat kewalahan sekali waktu itu.

Menaruh Tumpukan Batu Di Pintu Rumah Tetangga.
Cukup lama juga anak ini dan keluarganya tinggal di Cilandak, hingga akhirnya ia masuk sekolah dasar di daerah tersebut. Ternyata fenomena melahirkan dengan waktu yang bersmaan terjadi juga di tempat ini!! Dulu anak ini punya seorang teman sekaligus musuh, namun karena terlalu sering berantam maka timbullah ide cemerlang di benak anak ini untuk membalas dendam, yaitu menaruh tumpukan batu yang ia kumpulkan dari sekitar rumahnya dan pada waktu malam hari ia menaruhnya di depan pintu tetangganya karena ia tahu tetangga itu jarang sekali membuka pintunya malam-malam. Hari pertama ia berhasil melakukannya, dan ketika keesokan harinya ia melihat ekspresi dari ayah tetangga itu sangat terkejut mendapati tumpukan batu di pintu rumahnya dengan tawa licik ia menyeringai melihat ke arah bapak itu. Dan pada malam kedua percobaannya, ternyata ketika ia sedang asik-asiknya membuat tumpukukan batu kembali. Ternyata si empu yang punya rumah keluar dan mendapati setan kecil tiu sedang bengong menatap dengan takut ke arah bapak itu. Ia berkata, “Oh, ternyata kamu yang naruh batu di pintu rumah saya hah?!! Ngapain kamu disini? Sana pergi!!!” dengan nada membentak dan persis maling yang ketahuan dalam aksinya ia kabur kocar kacir. Dan ternyata si bapak tetangga itu, melaporkan kejadian itu kepada si ayah anak pembuat masalah ini, kemudian ia pun dihukum untuk pergi ke rumah bapak itu dan meminta maaf!

Berkejaran Dengan Anak Hutan.
Salah satu tetangga pada saat itu membawa saudara laki-lakinya dari kampung dan kebetulan seumuran dengan bocah ini, akhirnya anak laki-laki itu menjadi teman akrab si bocah yang hiperaktif ini. Ternyata anak lelaki ini tinggal lama dipedalaman jawa yang masih hutan dan sangat terpencil dari keramaian kota. Awalnya gak ada masalah dengan pertemanan mereka dan dengan yang lainnya, hingga suatu hari anak hutan ini merebut mainan si bocah yang biasanya membuat onar duluan (kini ia mendapat saingan yang seimbangan). Anak hutan ini sangatlah nakal adanya, bocah perempuan tengil ini geram karena mainannya diambil pada saat main masak-masakan pakai debu tanah yang dicampur dengan air sehingga membentuk adonan coklat lumpur di lapangan dekat rumah mereka. Ia meminta anak hutan itu untuk mengembalikannya namun yang didapatnya adalah anak hutan ini memumpahkan penggorengan mini yang berisi adonan lumpur itu ke mukanya!!! Akhirnya, anak ini mencakar si bocah hutan itu dan berkelahilah mereka, tonjok sana tonjok sini layaknya petinju profesional. Karena mengetahui sepertinya anak perempuan malang ini akan kalah dalam adu jotosnya ia berlari sekuat tenaga kerumahnya dan ternyata dikejar oleh si anak hutan itu. Sambil berlari, anak perempuan itu melemparkan batu ke kepala bocah hutan itu, dan tepat sekali mengenai jidat si bocah hutan sialan! Untung anak perempuan ini sampe dirumahnya dengan cepat dan dengan napas yang terngah-engah, dengan lumpur, debu, serta keringat yang bercucuran! Dan ia SELAMAT!! Semenjak itu ia sangat menghindari bermain dengan bocah hutan tersebut dan dendam itu berlangsung sangat lama.

Dikira Anak Pengemis.
Waktu itu sore hari dan orang-orang sedang dalam keadaan sangat berbahagia karena hari itu adalah hari Lebaran. Si anak biang kerok ternyata mempunyai teman setianya yang dapat diajak bermain kemanapun, ketika itu ia kelas 5 SD. Ia bersama teman-temannya yang kebanyakan laki-laki bermain sepeda hingga jauh sekali, menyebrangi jalan raya besar malah!! (ampun deh..). Kemudian mereka main ke kompleks perumahan yang ada di sebrang jalan itu dan memetik buah merah yang seperti ceri dan rasanya sangat manis dengan butiran buah halus berwarna kekuningan seperti gula yang diencerkan di depan sebuah rumah yang berarsitektur agak kuno namun sangat apik. Lantainya berubin berwarna merah maroon dengan pola abstrak garis hitam. Tiba-tiba, seorang perempuan paruh baya dengan kaca mata berbingkai emas, berpakaian sanagt indah dan rambut bercat chesnut brown yang elegan keluar dari pintu rumah tersebut, mereka kaget setengah mati karena takut dianggap maling. Namun, si wanita paruh baya ini baik sekali. Ia memanggil anak-anak yang berpakaian lusuh, dekil, berkeringat dengan penampilan yang sangat amburadul dan berbau matahari masuk ke teras rumahnya yang sejuk. Kemudian ia masuk ke rumahnya dan beberapa saat kemudian, ia kembali dengan membawa cake tiramitsu dingin yang sangat lezat dan membagikannya kepada mereka berenam. Tiba-tiba ibu itu berkata, “Aduh kasihan sekali kalian, rumahnya dimana? Keluarga kalian ada?? Ini sisanya bawa pulang aja.” Tak satupun dari pertanyaan ibu itu yang mereka jawab karena mereka asik menyantap cake tersebut. Belakangan baru mereka menyadari bahwa si ibu tersebut mengira mereka adalah anak gelandangan atau pengemis atau sejenisnya.

Meninju Teman Sekelas.
Di sekolah dasar anak itu bersekolah, ia memiliki seorang teman perempuan yang sangat letoy (klemar-klemer gak jelas). Sebenarnya ia gak terlalu berteman baik dengan anak perempuan yang dianggapnya letoy tersebut. Anak letoy ini berkulit putih sperti orang albino, berambut keriting kecoklatan sepanjang pundak, berpenampilan sangat cupu, selalu membawa bekal makan kesekolah, selalu diantar oleh ibunya dan bermuka sangat membosankan (bermuka memelas seperti ingin dikasihani). Sebenarnya (again..) semua itu gak masalah bagi anak perempuan pencari onar ini, tapi satu yang paling gak dia tahan adalah tampangnya yang sangat memelas itu. Kemudian disuatu hari yang cerah ketika jam istirahat, ia mendekati anak letoy ini dan tanpa banyak omong ia mengarahkan tinjunya ke muka anak ini kemudian mendorongnya hingga jatuh dan ia pun menangis, kemudian anak sialan itu lari. Keesokan harinya, ibu dari anak ini datang dan mencari anak keparat tersebut dan memarahinya didepan umum sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke kening anak tersebut!! Hal itu sangat dibencinya!!! Untuk hari selanjutnya, setan kecil ini sangat menghindari anak perempuan letoy tersebut dan berusaha untuk tidak melihatnya untuk menjaga luapan amarahnya.

Gak Sengaja Merusak Bolpen Mahal.
Waktu kelas 6 SD, anak tersebut memiliki seorang teman laki-laki yang mengidap penyakit epilepsi (suka kejang-kejang dan mengeluarkan buih dari mulutnya secara tiba-tiba). Anak ini sangatlah tidak boleh kepanasan, tidak boleh kecapekan, tidak boleh makan sembarangan dan tidak boleh kena debu. Merepotkan sekali apalagi keadaan kelas selalu dalam keadaan was-was (berjaga-jaga kapan lagi anak ini kambuh?!!). Tapi untungnya berkat dirinya, orang tua dari anak tersebut menyumbangkan 2 ceiling fans untuk kelas kami (ia anak orang kaya) dan selalu menempatkan anaknya diposisi yang strategis (kena kipas angin). Anak perempuan tersebut duduk tepat dibelakang bangku anak epilepsi tersebut (bernama Angga Leonardo). Suatu hari si anak perempuan ini lupa membawa bolpen, kemudian ia meminjamnya kepada Leonardo dengan mencolek punggungnya. “Angga, gw pinjem bolpen dong,. Boleh gak??” dengan baiknya ia meminjamkan bolpen itu. Itu bolpen terenak yang pernah anak itu pakai, saking enaknya ia pake selama 3 hari berturut-turut dan ujung bolpennya suka di gigit-gigit hingga rusak (kebiasaan lamanya masih berlanjut_suka menggigit). Karena ujung bolpen itu menjadi rusak, maka ia mengeluarkan isi bolpen tersebut dan membalutnya dengan kertas bekas untuk mengokohkan batang bolpen itu. Kemudian didalam kelas, sewaktu murid-murid asik menulis tugas dari guru. Eh, tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya anak tersebut kambuh dan seketika kelas pada heboh dan gaduh, guru yang saat itu mengajar langsung menyelipkan sapu tangan ke mulutnya agar ia tidak menggigit lidahnya sendiri. Orang yang mengidap penyakit ini, ketika sadar ia suka kehilangan beberapa memorinya. Ia segera dipulangkan kerumahnya, supirnya selalu setia menunggui anak ini setiap hari. Nah, kasus keesokan harinya adalah guru mengumumkan didepan kelas bahwa si Angga kehilangan bolpennya dan itu bolpen mahal katanya, ibunya berpesan harap dikembalikan. Dan, oh!!! Matilah anak ini klo ketahuan!! Mana tempat bolpennya udah dibuang dan diganti balutan kertas lagi!!! Ia sangat ketakutan saat itu. Namun karena yakin si Angga gak akan pernah mendapatkan lagi ingatannya, maka keesokan harinya ia membuang bolpen sialan itu dan bertingkah seolah-olah gak ada hal yang terjadi serta berlaku senormal mungkin agak tidak mencurigakan.

Kena Lemparan Bola Kasti.
Hari itu, masih di SD anak badung bersekolah, ia memakai pakaian olahraganya yang berwarna navy blue dan orange seperti petugas kebersihan ibu kota Jakarta karena ada pelajaran olahraga (bahannya sangat tidak enak karena gak nyerap keringat!). Sebelumnya guru olahraganya melakukan pemeriksaan kuku, bagi anak-anak yang kedapatan kukunya panjang, kotor atau dikuteks akan dicentil dan itu sangat menyakitkan!!! Dan salah satunya adalah kuku si anak badung tersebut!! Hari itu, pelajarannya adalah bermain kasti. Kelompok si anak pembuat onar itu kebagian menjaga lapangan dan kelompok lawan yang memukul bola. Di zaman itu, sedang marak-maraknya anak-anak mengatai nama orang tua mereka. Kemudian si setan kecil ini berucap kata itu, “Yahya, yahya, yahya!!!” teriak si anak tersebut dari tengah lapangan untuk meledek kawannya yang bernama Rizal (itu adalah nama ayahnya dan kebetulan saat itu, ada juga seorang menteri yang bernama demikian). Dengan perasaan kesal si Rizal mengarahkan pukulannya ke arah anak yang sedang berteriak itu, anak tersebut tidak sempat menghindar dan “Paww...!!” sebuah bola kasti hijau melesat kearah wajahnya dan langsung menghantam hidungnya hingga berdarah saking kerasnya. Namun anak itu tidak menangis malah memungut bola tersebut dan memukul kembali ke arah Rizal dengan sekuat tenaga dan akhirnya mereka bertengkar dan berkelahi ditengah lapangan yang membuat permainan menjadi terhenti. Kemudian mereka berdua di hukum memberi hormat menghadap bendera selam 2 jam.

Gak Bayar Ongkos Angkot.
Jarak dari sekolah anak tersebut ke rumahnya sebenarnya sangat dekat makanya ia setiap hari jalan kaki. Kemudian, setelah sekian lama bersekolah di Sekolah Dasar tersebut pada akhirnya ada angkot baru yang trayeknya melewati sekolah anak ini. Kemudian anak ini sangat ingin nyoba angkot berwarna biru langit yang lewat disekolahnya itu, namun berhubung uang jajannya pada saat itu hanya Rp 1.000 perak dan telah habis buat jajan maka ia mengurungkan niatnya. Keesokan harinya ketika ia sedang bermain di lapangan bersama teman-teman seumurannya, salah satu temannya bercerita klo dia naik angkot yang lewat di depan sekolah gak bayar. “Heh??? Bagaimana bisa??” pikir anak ini yang sangat tertarik pada kesaksian temannya yang bernama Edrick tersebut. “Waktu orang-orang turun di hall kan banyak tuh, lw langsung lari sekencangnya aja!!” dengan perasaan bangga ia menceritakan pengalamannya itu didepan teman-temannya yang menatapnya kagum dengan mata yang berbinar seolah menganggapnya sebagai orang yang sangat hebat. Kemudian, yang terjadi keesokan harinya adalah si anak perempuan ini mempraktekkan ilmu yang didapatnya kemaren sore dilapangan ketika bermain sepeda. Dengan perasaan gugup yang dicoba ditutup-tutupinya ketika naik angkot tersebut ia duduk dengan sangat damai dan gak berani mengeluarkan suara sedikitpun di dalam angkot tersebut (dengan keadaan yang sama, uangnya telah habis untuk jajan hari ini). Ketika angkot tersebut sampai di hall, benar saja, banyak orang yang turun!! Kemudian ketika orang sedang sibuk membayar angkot tersebut, ia lari sekencang-kencangnya!! Anak itu BERHASIL!!! Kemudian dengan perasaan bangga ia menceritakan semuanya kepada teman sepermainannya bahwa ia juga berhasil dan kawan-kawannya itu sangat kagum mendengar ceritanya dan anak badung itu menikmati itu semua.