Label

about me (2) CHILDHOOD (1) english (5) family (4) fiction (1) galau (8) gereja (3) jalan-jalan (1) jobseeker (1) junk (5) kuliah (1) memories (9) motivasi (1) prayer (1) quote (5) random (3) skripsi (6) teman (3)

Rabu, 01 September 2010

MENGAPA KAU DEMIKIAN?

Tuesday, January5th, 2009

Based On True Story

Written By Desby Mian Berlianty Pasaribu

Terdapatlah satu keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, 3 anak perempuan, 2 anak laki-laki, seorang keponakan laki-laki dan nenek (ibu dari sang ibu). Awalnya keluarga ini terlihat normal saja, hingga mulai tampak gejala-gejala yang kurang beres dalam keluarga tersebut. Banyak terjadi masalah dalam intern keluarga ini. Si ayah sebut saja Mr. Asshole yaitu kepala keluarga yang ternyata tidak cukup bijaksana dan tidak dapat membina keluarganya dengan baik. Beliau tidak memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya. Ia adalah seorang supir angkot yang berpenghasilan pas-pasan untuk mencukupi keluargnya yang cukup besar apalagi istrinya hanyalah ibu rumah tangga yang berusaha menjual kue sesuai orderan saja. Tiap hari kerjaan si ayah adalah bermain judi dan togel seusai kerja.

Ia adalah seorang yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, itu sebabnya ia sering bergaul dengan teman-teman seprofesinya. Bermain judi sambil meneguk kopi atau tuak (minuman khas batak yang berasal dari fermentasi air nira yang mengandung alkohol yang cukup tinggi, rasanya agak kecut dan berwarna seperti susu namun agak kecokelatan) dan bersenda gurau dengan teman adalah saat yang paling menyenangkan setelah seharian bekerja, hal ini pasti sangat mujarab dalam melepas penat dan lelah. Tapi apa kabar dengan keluarganya dirumah? Pada kondisi normal sebaiknya sang ayah memberikan nafkah kepada keluarganya namun uangnya sudah habis untuk melakukuan hobinya yang kurang wajar tersebut dan seringkali ia pulang dalam keadaan mabok.

Anak-anaknya dan juga keponakannya sudah beranjak remaja dan dewasa. Hal ini telah membuat keluarganya kecewa. Bertahun-tahun hal ini telah terjadi. Satu berita baik dalam keluarga ini adalah anak pertamanya yang perempuan akan segera menikah. Sempat tersiar kabar bahwa keluarga calon suami tidak setuju akan hubungan mereka karena berita tentang sang ayah dari calon istri sangat terkenal apalagi dikalangan orang tua. Tentunya ini bukanlah hal baik, namun berkat pendekatan dari sang ibu dan kesungguhan si anak (yang ingin menikah) akhirnya hati keluarga calon suami luluh. Pada pertengahan tahun 2005 terjadilah pernikahan yang sakral itu dan sekarang mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki. Namun kira-kira setahun setelah pernikahan mereka, kesehatan sang ibu sebut saja Miss. Long-suffering, berangsur memburuk.

Sebenarnya beliau telah mengidap penyakit tersebut sejak 4 tahun yang lalu. Penyakit tersebut adalah penyakit yang tidak biasa karena memang jarang orang yang mengidap penyakit yang maha dasyat itu dan bahkan tidak seorangpun yang berharap akan memiliki penyakit itu dalam hidupnya. Sang ibu mengidap penyakit kanker tulang stadium lanjut. Keluarga telah berusaha menyembuhkan sang ibu, empat dari lima anaknya telah bekerja. Yang paling bungsu hampir menamatkan sekolah tingkat pertamanya dan kakak-kakaknya semua lulusan sekolah tingkat atas. Jadi walaupun mereka sudah bekerja namun mereka belum menempati posisi menengah dalam jenjang karirnya dan sepertinya agak sulit untuk mendapatkan promosi dengan jenjang pendidikan yang mereka miliki.

Anak kedua bernama Mr. Humble, berumur sekitar 26 tahun bekerja di pabrik makanan kaleng sebagai buruh. Sedangkan anak ketiga dan keempat yang bernama Mis. Smiling-faced dan Mis. Skinned, berumur 24 dan 23 tahun, keduanya bekerja di supermarket yang berbeda dengan posisi yang sama yaitu kasir. Mereka berempat (bersama kakak tertua mereka yang telah menikah bernama Miss. Lucky) saling bahu membahu dalam menyembuhkan ibu mereka dari penyakit tersebut. Obat-obatan yang dibutuhkan tergolong mahal dan kondisi ini diperburuk dengan ayah mereka, Mr. Asshole, yang semakin jarang menafkahi keluarga dan semakin jarang pula pulang kerumah. Maka otomatis keuangan keluarga ditanggung bersama oleh anak-anak Mr. Asshole.

Sebagian besar dari uang gaji mereka terserap dalam pembelian obat-obatan untuk ibu mereka. Seorang tetangga yang baik dan sebenarnya masih ada hubungan saudara dengan mereka memberikan perhatian pada keluarga ini. Tetangga ini adalah suatu keluarga kecil dengan seorang ayah, ibu, dan 3 orang anak. Ibu dari tetangga ini adalah seorang perawat dan bekerja disalah satu rumah sakit pemerintah di Jakarta Selatan. Beliaulah yang rajin merawat dan menjenguk Miss. Long-suffering. Bahkan jika diperlukan malam hari sekalipun ia siap membantu. Ibu perawat ini sebenarnya telah lama menyarankan kepada anak-anak Miss. Long-suffering untuk membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Namun apa daya, merekapun sebenarnya sangat ingin membawa ibu mereka tercinta ke rumah sakit tapi keadaan kurang mendukung. Akhirnya beliau hanya mendapatkan perawatan seadanya di rumah. Keadaannya sangat memprihatinkan. Dagingnya menciut seperti menguap ke udara karena digrogoti virus ganas dan hanya meninggalkan tulang belulang. Persis seperti tengkorak namun ia masih bernapas dan masih hidup. Sendi yang menghubungkan antar tulangpun sudah terpisah dan seakan-akan telah tercerai-berai terlihat jelas membayang dari kulit keriputnya yang tipis, dan kau akan sangat merasa bersalah jika mencoba mengangkat tubuhnya yang rapuh itu. Aku tidak tahu bagaimana jadinya tulang-tulang tersebut jika tanpa kulit yang masih melapisinya.

Yang tersisa pada tubuh cantiknya sekarang hanyalah lapisan kulit yang rusak dan keriput yang sangat jelas membentuk setiap segi tulang-tulang tubuhnya. Sungguh mengerikan. Tubuhnya sangat ringan karena tidak ada lagi lapisan lemak disana, di dalam tubuhnya. Rambutnya yang putih semakin rontok dari hari kehari hingga hampir membotak. Ia sama sekali tidak dapat berjalan atau sekedar duduk dan hanya terbaring lunglai dikasurnya. Untuk bergerak sedikit saja, rasanya sakit luar biasa. Ketika anaknya ingin membersihkan tubuhnya yang kurus kering itu, serentak ia mengerang kesakitan karena lengannya digerakkan untuk membersihkan ketiaknya. Sudah lama sekali rasanya ia tidak merasakan nikmatnya mandi di pagi dan sore hari.

Untuk berkomunikasipun ia sangat sulit dan yang keluar hanyalah gumaman yang tidak jelas. Tangan kirinya diinfus untuk mengalirkan makanan cair yang mengandung beberapa macam vitamin dan mineral ketubuhnya karena ia tidak tidak sanggup menguyah lagi, lagi pula giginya sudah kandas semua. Manusia suatu saat akan kembali lagi seperti bayi, sepertinya kalimat tersebut ada benarnya juga karena beliau sekarang memakai diapers. Wajahnya terlihat sangat tua daripada umur sebenarnya padahal ia baru berumur sekitar 50 tahun namun terlihat seperti berumur ratusan tahun lebih tepatnya seperti nenek sihir yang sudah waktunya memfosil. Menakutkan sekaligus menyedihkan. Anak-anaknya dengan sabar menahan perasaan melihat kondisi ibunya yang terbaring tak berdaya, juga menahan emosi karena Mr. Asshole yang tidak bertanggung jawab serta tidak peduli dengan keadaan keluarga.

Ingin menangis juga sepertinya hanya membuang tenaga sia-sia. Ingin berteriak namun tidak tahu harus kepada siapa melampiaskannya. Ingin menyalahkan Tuhan, tidak, mereka sangat bersandar kepada kekuatanNya. Sepertinya masalah datang sekaligus tanpa ada yang benar-benar selesai tapi malah menumpuk dari hari ke hari. Entah bagaimana rasanya menjadi mereka jika kubayangkan. Hidup seperti dineraka, di bawah tekanan emosi dan kesedihan setiap bangun di pagi hari menjelang tanpa ada kepastian kapan hal itu akan berakhir. Sangat mengiris hati, jika mengingat betapa cantiknya Miss. Long-suffering dulu dan betapa aktifnya ia dalam pelayanan di suatu gereja tradisional batak protestan yaitu HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di wilayah tempat tinggalnya. Keadaan beliau sangat berbeda dengan ibunya, yaitu nenek dari anak-anaknya, umurnya sekitar 88 tahun. Ia adalah seorang wanita tua yang penuh dengan semangat sepertinya tidak ada yang dapat mengalahkan semangat dirinya.

Bahkan ia masih bisa membawa beras 15 liter, belanja sayur-sayuran ke pasar, jalannya masih tegap bahkan kalau diajak berlari mungkin beliaupun masih bisa dan mungkin saja aku yang kalah. Jangan tanya apakah ia masih bisa menguyah dan jawabannya adalah pasti karena giginya masih lengkap, sangat bagus. Penulispun belum pernah melihat seorang tua yang sangat begitu bersemangat dalam menghidupi hidupnya. Ditengah segala masalah yang dihadapainya ia masih bisa tersenyum bila orang menyapanya dengan selamat pagi, ompung!!” Dasyat! Itu adalah satu kata yang paling tepat mendeskripsikan dirinya. Kegigihannya, kesabarannya, cara pandangnya, dan kasihnya. Semasa sehatnya, Miss. Long-suffering ini ternyata sering mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya dan sering kali berucap kata-kata kotor.

Hal ini tidak hanya terjadi pada orang yang telah dipilihnya sebagai pendamping seumur hidupnya tapi juga kepada anak-anaknya. Sampai saat ini penulis masih bertanya-tanya bagaimana mungkin seseorang yang mengaku menyayangi pasangannya tapi memperlakukannya dengan kasar? Bagaimana pemahamannya mengenai kasih? Jika seseorang memiliki rasa sayang, ia tidak akan menyakiti, memaksa, atau bahkan merugikan pasangannya. Ini sungguh diluar jangkauan pemikiran sang penulis. Telah dijelaskan diatas, Miss. Long-suffering membantu ekonomi keluarga dengan berjualan kue sesuai dengan orderan dan mendapatkan penghasilan tambahan lainnya dari pekerjaan dirinya sebagai Sintua (semacam petinggi di gereja) di gereja HKBP tersebut, namun hal ini tidak cukup rupanya untuk mewujudkan keinginannya yang ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi dan harus rela melepaskan impian itu terbang ke angkasa, menguap dan menghilang dengan bersusah payah berjuang sendiri (walaupun ia belum menjadi seorang janda, tapi itulah yang dirasakannya) menamatkan anak-anaknya pada pendidikan tingkat menengah atas.

Itupun sudah sangat disyukurinya. Ibu dari Miss. Long-sufferinglah yang selalu setia membantu usaha anaknya itu. Sungguh menyesakkan, karena setiap kali Miss. Long-suffering meminta pertanggungjawaban dari lelaki yang telah dipilihnya dan dinikahinya sekitar 29 tahun lalu didepan altar gereja dihadapan Tuhan yang didapatnya adalah layangan ringan dari telapak tangannya tidak hanya diwajahnya namun di bagian tubuhnya yang lain, anak-anaknya pun kerap kali mendapati peristiwa itu terjadi didepan mata mereka. Sang nenek pun sudah berusaha untuk menasehati menantunya itu, tapi tentu saja bagi Mr. Asshole itu hanya angin lalu dan nenek pun tidak dapat berbuat lebih dari hal itu. Akhirnya sang nenek sering datang untuk menceritakan keluh kesahnya ke rumah ibu sang perawat tadi yang hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya.

Sambil menangis ia bercerita panjang dan lebar, bayangkan siapa yang tega membuat seorang nenek-nenek renta menangis diusianya yang telah begitu lanjut seharusnya ini saatnya dia menikmati sisa hidupnya, bukan?! Untungnya, keluarga si ibu perawat itu menaruh kasih pada keluarga yang sedang berkonflik ini namun juga tidak bisa mengintervensi secara lanjut dalam masalah intern mereka. Penyakit telah dirasakan oleh Miss. Long-suffering dengan keluhan tulang-tulangnya sering terasa keram dan ngilu yang dipikirnya adalah asam urat atau flu tulang biasa, sehingga beliaupun tidak memeriksakan kondisinya lebih lanjut kepada dokter. Hingga pada akhirnya, rasa sakit yang ngilu itu bertambah parah setelah 3 tahun dideritanya.

Kemudian akhirnya, barulah anak terbesar dari Miss. Long-suffering yaitu Miss. Lucky menyarankan untuk membawa ibunya check-up ke rumah sakit terdekat dan betapa terkejutnya mereka bahwa selama ini yang dideritanya adalah kanker tulang! Entah datang dari mana virus itu, tapi keadaannya sudah sangat terlambat. Mengetahui penyakit yang dideritanya, Miss. Long-suffering semakin merasa putus asa karena suaminya, Mr. Asshole, tetap tidak memberikan respon positif dengan keadaan istrinya yang semakin memburuk bahkan masih melakukan kebiasaan terkutuknya itu. Beberapa kali kabar burung terdengar bahwa sebenarnya Mr. Asshole memiliki wanita idaman lain. Dapat kau bayangkan jika kau ada dalam posisinya? Sungguh ironis.

Anak ibu perawat tersebut pun beberapa kali menemani sang ibu perawat itu untuk menjenguk sekaligus mengecek keadaan Miss. Long-suffering, setiap kali menjenguk matanya selalu sembab, ia menangis!! Oh, Tuhan! Hatimu akan terasa teriris melihat keadaannya itu. Anak ibu perawat tidak tahan! Sudah sering kali pendeta dan jemaat dari gereja HKBP menjenguk dan mendoakan untuk kebaikan kondisinya namun setiap kali mereka datang berkunjung ke rumahnya, Mr. Asshole selalu saja tidak ada di tempat. Kemana dirinya pergi? Tidak usah repot mencari jawabannya, sudah pasti ia melakukan ritual terkutuknya itu, kawan! Beberapa kali juga pendeta datang secara personal untuk menasehati Mr. Asshole namun tidak pernah satu katapun yang dapat meluluhkan hatinya.

Akhirnya, melihat kondisi yang bertambah parah, anak-anak Miss. Long-suffering tidak dapat lagi menahan melihat penderitaan ibu mereka sehingga mereka terpaksa membawanya ke rumah sakit dengan bantuan finansial dari suami Miss. Lucky yang cukup berada saat itu tanpa ada campur bantuan dari Mr. Asshole. Sudah lama timbul kebencian dihati anak-anak itu, apa lagi pada anak yang paling bungsu, Mr. Helplessness yang saat ini telah kelas 2 SMA. Ketika masuk ke rumah sakit, Miss. Long-suffering langsung mendapatkan perawatan yang intensif. Anaknya secara bergantian menemani Miss. Long-suffering, pada hari yang ketiga tibalah giliran Mr. Humble untuk menemani ibunya di rumah sakit. Saat itu telah larut malam dan Mr. Humble mendengar gumaman ibunya yang meminta air untuk minum.

Rupanya dia sangat haus saat itu, kemudian Mr. Humble menyuapi air dengan sendok makan ke mulutnya. Namun, mulutnya tidak dapat terbuka lebar dan setelah tiga kali sendokan ke mulutnya. Miss. Long-suffering menghentikannya dengan gelengan kepala yang sangat lambat dan lembut. Seketika Mr. Humble tidak dapat lagi menahan perasaannya yang selama ini tertahan, ia menangis melihat kondisi ibunya yang saat itu masih tetap terbaring layu dan wanita tersebut menitikkan air mata juga. Air matanya menetes di pelipis matanya yang keriput dengan tanpa isak tangis, sangat sunyi. Kepedihan yang sangat mendalam. Kemudian Mr. Humble memeluk ibu tercintanya itu, saat itu jam dua pagi. Itulah saat terakhir ia melihat ibunya. Miss. Long-suffering kini tidak akan merasakan penderitaannya, kini ia telah terlepas dari segala sakitnya yang selama ini ia coba untuk bertahan. Ia beristirahat dengan nyenyak untuk pertama kalinya di pelukan anak keduanya, Mr. Humble dengan senyum simpul tipis terukir pada wajahnya yang kaku membeku.

Ia syok mendapati ibunya yang kini telah tidur dengan sangat lelap di depan matanya untuk selamanya, kemudian saat itu juga ia memanggil dokter dengan harapan agar ibunya dapat membuka matanya lagi. Namun, sia-sia. Kemudian Mr. Humble menelepon semua saudara kandungnya dan terang saja mereka semua kaget seperti tersambar petir di tengah malam. Malam itu, ibu perawat mendengar lolongan anjing yang sangat gaduh dan sepertinya sangat sedih seakan memberitakan kabar buruk akan terjadi. Ternyata itu untuk mengumumkan berita kepergian Miss. Long-suffering. Keesokan harinya, telah banyak orang berdatangan dengan memakai seragam serba hitam. Saat dimana Miss. Long-suffering akan dikembalikan kepada sang pemilik kehidupan dengan ritual acara keagamaan.

Pada saat acara pemberian kesaksian dari kerabat terdekat mengenai Miss. Long-suffering semasa ia masih hidup, terdengar suara erangan tangis yang sangat gaduh dan mengisi seluruh ruangan serta sontak seluruh orang yang datang mengarahkan pandangannya pada sosok itu. Dia adalah Mr. Asshole, yang menangis histeris dan tersedu-tersedu seakan benar-benar merasa kehilangan. Semua orang sudah tahu bagaimana perilakunya selama ini, sehingga tidak satupun dari mereka yang merasa simpati maupun tersentuh dengan tangisnya itu. Anak-anaknya pun memandang hina terhadap sosok yang sedang menangis dengan histeris itu. Bahkan, anak yang paling bungsu, Mr. Helplessness, sempat mencaci pria itu di depan umum.

Ini adalah luapan kebenciannya yang selama ini telah terakumulasi, manifestasi atas semua tindakan Mr. Asshole. Hari pemakaman dan upacara itu telah berlalu, namun kesedihan masih menghinggapi keluarga tersebut. Satu hal yang kontras adalah Mr. Asshole, telah kembali ke dirinya yang semula. Kini semua benar-benar yakin bahwa tangisan yang super histeris saat itu adalah sebuah sandiwara. Hal ini terbukti dengan setelah hari itu, ia tidak lagi kembali ke rumah dan sering terlihat sedang bermain judi dengan teman-temannya sambil asik meneguk tuak dan menghisap rokok. Anak-anaknya sudah tidak mau tahu lagi tentang ayah mereka, mereka sudah terlalu kecewa dan putus asa. Beberapa bulan setelahnya, anak ibu perawat bertemu dengan Mr. Humble dan sempat berbincang sejenak.

Anak ibu perawat berpikir ada yang aneh dengan dirinya, ia terlihat tidak seperti biasanya, tubuhnya sangat kurus. Ini sangat tidak wajar, dalam pikirnya. Kemudian beberapa hari selanjutnya, Mr. Humble datang menemui ibu perawat dan bercerita mengenai keluhannya yang sering merasa sakit kepala/ pusing yang tak terkira rasanya. Ia mengaku pernah pingsan karena sakit kepalanya tersebut. Awalnya ibu perawat memberikan semacam obat pain killer untuk mengurangi rasa sakitnya, ternyata obat tersebut tidak memberikan efek terhadap penyakit yang dideritanya. Malah sepertinya makin menjadi-jadi rasa sakitnya, keluhnya pada ibu perawat dilain hari. Hingga akhirnya Mr. Humble mengaku bahwa ia telah mengalami hal itu dari setahun yang lalu.

Namun dirinya tidak menaruh curiga akan hal itu dan bahkan tidak terpikirkan olehnya untuk memeriksa kesehatannya ke dokter. Mendengar hal itu, ibu perawat mengusulkan Mr. Humble untuk melakukan CT-scan. Berdasarkan usulan ibu perawat itulah, Mr. Humble melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit yang sama, tempat dimana ibunya dulu dirawat. Setelah mendapatkan hasilnya, ia membawa hasil rontgen otaknya ke ibu perawat dan bercerita ternyata ia mengidap penyakit yang tidak kalah seriusnya dengan ibunya terdahulu yaitu kanker otak. Ia merasa seakan dunia runtuh seketika menimpa dirinya, padahal dia telah berencana untuk menikah tahun depan dengan kekasih hatinya.

Ibu perawat tidak dapat berbuat banyak selain memberikan dorongan moril kepada dirinya. Mendapati kabar tersebut, beberapa minggu kemudian ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan wanita yang sangat dicintainya. Ia merasa, Tuhan sangat kejam terhadap dirinya, ia merasa tak pernah sedikitpun Tuhan membiarkan dirinya bahagia dan menikmati hidup yang telah ia berikan kepadanya. Kini semangat hidupnya sudah benar-benar lenyap. Sebenarnya, walaupun penyakitnya tersebut sangat serius masih terdapat kemungkinan untuk sembuh jika ia rajin secara teratur meminum obatnya. Namun, harga obat-obatan yang begitu mahal, ia tidak dapat menjangkaunya lagi. Dirinya hanyalah pegawai pabrik di suatu perusahaan makanan kaleng.

Adik-adiknya pun berusaha membantu tapi mereka juga tidak dapat berbuat banyak lagi. Hingga akhirnya, ia benar-benar menghentikan obat-obatan tersebut. Betapa putus asanya dirinya, ia merasa seorang diri dalam menyelesaikan masalahnya. Hidupnya menjadi sangat hambar dan kini tak sedikitpun senyum yang terlukis dalam wajah Mr. Humble. Untuk kesekian kalinya, Mr. Asshole masih tetap menutup mata atas semua keadaan yang terjadi di depan hidungnya. Keluarga yang sangat menyedihkan. Keadaan Mr. Humble semakin memburuk, tubuhnya kini sungguh mengembalikan memori akan keadaan Miss. Long-suffering saat itu. Kabar yang makin sering terdengar adalah lagi-lagi ulah, Mr. Asshole yang sekarang mulai secara terang-terangan menunjukkan kekasih barunya di depan umum dan di depan anak-anaknya.

Sekarang ia hanya pulang sekali seminggu ke rumah anaknya dan selebihnya di rumah wanita itu, padahal mereka belum menikah! Berita ini telah simpang-siur di telinga warga setempat dan telah berhasil membuat malu anak-anaknya, keponakannya, dan nenek tua yang renta itu. Mereka merasa kehilangan muka, kini anak-anaknya semakin jarang menunjukkan wajah mereka di depan umum. Kecurigaan saat itu kini telah benar-benar terbukti, kecurigaan dimana Mr. Asshole memiliki wanita simpanan lain. Akhirnya, berita ini sampai ke telinga majelis gereja, sehingga Mr. Asshole diberi hukuman yaitu Mr. Asshole dibawah hukum siasat gereja (hukuman dimana seseorang tidak dianggap sebagai jemaat karena perbuatan yang tercela dan dibacakan di depan jemaat gereja dalam kebaktian).

Ini sangat memalukan keluarga, hal ini membuat anak-anaknya tidak berani lagi datang ke gereja dan memutuskan untuk pindah ke gereja lain. Mereka tidak sanggup menghadapi tatapan orang-orang kepada diri mereka atas ulah ayahnya itu. Tentu ini bukanlah berita baik, bukan berita yang dapat memicu semangat Mr. Humble untuk berjuang dalam sisa hidupnya. Keadaan Mr. Humble kian memburuk hingga akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit, namun perawatan di rumah sakitpun tidak membantu banyak dalam perbaikan kesehatan Mr. Humble. Seperti terdahulu, saudara dan juga neneknya secara bergantian menjaganya tiap malam. Setelah hampir tiga minggu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit yang sama juga dengan ibunya saat itu dirawat, akhirnya Mr. Humble pun melepas semua rasa deritanya dan menyusul ibunya di surga bersama Tuhan, didepan neneknya malam itu setelah meneguk beberapa sendok makan air mineral.

Persis sama seperti peristiwa terakhir dengan Miss. Long-suffering. Belum kesedihan terdahulu benar-benar sembuh, kini kesedihan lain datang menghinggapi keluarga tersebut lagi. Kemudian Mr. Humble dimakamkan ditempat yang sama dengan ibunya dimakamkan. Pertengahan tahun berikutnya, yaitu 2009 akhirnya Mr. Asshole telah resmi menikah dengan dengan wanita itu dan kini ia resmi menjadi ibu tiri atas Miss. Lucky, Mis. Smiling-faced, Mis. Skinned, dan Mr. Helplessness. Sedangkan keponakan laki-laki Miss. Long-suffering pindah karena keluarga tersebut tidak sanggup menyekolahkannya lagi (selama ini, Miss. Long-suffering, selain bertanggung jawab untuk membiayai sekolah anaknya juga membiayai keponakannya yang datang dari Samosir tersebut).

Karena anak-anaknya tidak mau menerima kehadiran wanita itu di rumah mereka dengan terpaksa Mr. Asshole mengontrak sebuah rumah baru yang jaraknya tidak jauh dari rumah anak-anaknya. Anak-anaknya tidak pernah lagi mempunyai niat untuk berbicara bahkan untuk melihat wajah Mr. Asshole ataupun dengan istri barunya. Mereka muak, sangat muak dengan manusia yang disebut ayah mereka itu. Mereka berharap tidak pernah mengenal pria yang sedemikian bejatnya dalam hidup mereka. Dia adalah mimpi terburuk dalam kehidupan mereka selamanya. Sakit hati mereka telah terlalu dalam dan akan sangat sulit untuk disembuhkan. Terlalu banyak penderitaan yang telah mereka rasakan akibat pria itu, terlalu banyak air mata yang telah mereka keluarkan akibat menahan emosi atas tingkah pria itu, dan terlalu banyak luka di hati mereka yang telah ditorehkan akibat perilaku pria itu. Hingga kini hubungan mereka tidak pernah menunjukkan gejala perbaikan antara ayah dan istri barunya dengan anak dan ibu mertuanya. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar