Label

about me (2) CHILDHOOD (1) english (5) family (4) fiction (1) galau (8) gereja (3) jalan-jalan (1) jobseeker (1) junk (5) kuliah (1) memories (9) motivasi (1) prayer (1) quote (5) random (3) skripsi (6) teman (3)

Senin, 29 Maret 2010

HEBOH SANA-SINI

HEBOH SANA-SINI

Oke, gw akan bercerita mengenai hal-hal yang gw alami kemaren, tepatnya March2’ 10. Gw bersama dua kawan sekelas yaitu Chui dan Gaby, berencana untuk mendaftarkan diri sebagai pengawas UN SMP untuk tanggal 29 maret mendatang. Tempat pendaftarannya di kampus Salemba, Fakultas Kedokteran UI. Kemudian dua teman sekelas gw lainnya yaitu Ayu dan Niken udah menunggu di Stasiun UI, mereka gak ada kelas hari itu. Baiklah, setelah selesai kelas Knowledge Management yang agak lama, gw dan Gaby berkepentingan untuk ngurus berkas beasiswa sebentar. Kemudian Chui dah nunggu diparkiran mobil FISIP (kita beda kelas hari itu).

Kemarin, hari panas dasyat!! Astaga, gw hampir pengen pingsan jalan dari FISIP ke Stasiun (padahal jaraknya deket). Sesampainya di Stasiun UI, gw nelpon si Ayu tapi agak susah gitu karena mau nanya mereka dah beli tiket ato belum???! Karena gak diangkat-angkat, akhirnya gw nyuruh Gaby untuk beli tiket kereta ekonomi jurusan Jakarta yang harganya hanya Rp1.500 perak. Ketika Gaby masih ngantri itu, eh kereta ekonominya lewat, gw dan chui gak terpikir bahwa ternyata Ayu dan Niken naik kereta ekonomi jurusan Jakarta yang baru aja datang tersebut.

Akhirnya, ya gak ada hal lain lagi yang dapat diperbuat selain menunggu kereta ekonomi jurusan Jakarta selanjutnya. Gaby membagikan tiket kereta kepada gw dan Chui, kemudian gw meriksa karena pengen tahu jam berapa kereta selanjutnya tiba. Dan ternyata, eh ternyata!! (dengan ekspresi yang super noraknya gw saat itu), karena teramat sangat kaget menatap kearah tiket itu!!!! GAK ADA WAKTU YANG TERTULIS DISANA!!!!!!!!!! Apa-apaan ini??? Gw gak ngerti sama sekali, maklumlah itu hari pertama gw naik kereta api, padahal gw dah lama ngekost dibelakang stasiun UI, bahkan hampir 2 tahun lebih tapi baru terealisasi hari itu.

Awalnya gw merasa excited sekali karena akhirnya, gw merasakan juga apa yang kebanyakan orang Indonesia rasakan, BETAPA HEBOHNYA MENUNGGU KERETA EKONOMI JURUSAN JAKARTA!!! Menunggu dan menunggu sambil ngomongin hal yang semakin gak jelas arahnya, kemudian bosan menghinggapi perlahan-lahan. Dan akhirnya yang tertinggal adalah 3 mahasiswi yang dengan sedikit semangat namun sangat berharap pada kedatangan kereta ekonomi jurusan Jakarta selanjutnya, menunggu seperti orang bodoh!!! Ampun DJ!! (hanya kata itu yang terlintas di pikiran gw saat itu).

Kemudian, kita bertiga mulai resah dan bolak balik melihat jam ditangan dan ekspresi wajahpun mulai berubah menjadi harap-harap cemas (mirip judul reality show). Dan waaaaaaahhhhh... udah jam 2 siang belum ada tanda-tanda kemunculan kereta ekonomi yang sangat kita harapkan tersebut padahal pendaftaran tutup jam 3 sore ini!!! Kemudian harap-harap cemas itu berubah menjadi luapan amarah yang kami tumpahkan dalam rangkaian verbal yang tiada taranya. Mengutuki keterlambatan kami sendiri yang menyebabkan kami harus menunggu begitu lamanya. SIAL!!!

Disitu gw baru mengerti, setiap gw mau berangkat kuliah, kemudian kereta ekonomi datang, orang-orang langsung pada heboh berlarian berusaha sekeras mungkin layaknya sedang dalam perlombaan lari marathon untuk bisa masuk kereta ekonomi jurusan Jakarta tersebut. Karena ketinggalan 1 menit, itu berarti harus menunggu 1 jam!!! (itu masih untung, biasanya bahkan lebih dari itu). Maklumlah di negeriku tercinta, Indonesia ini, terlambat adalah hal biasa, tepat waktu menjadi hal yang luar biasa. Membingungkan!!!! Sangat konyol!!!! Tapi gak usah dipikirkanlah itu, ntar malah capek sendiri... AMPUN DJ!!!!

Kemudian 2 kereta ekspres telah berlalu dan disusul beberapa saat kemudian kereta bisnis. Dan heyyyyy!!!!!!! Dimana kereta ekonomi jurusan Jakarta kami????? Keresahan kami berlanjut, jam ditangan sudah menunjukkan pukul 2.35 siang!!! YA, TUHAN!!!! BAGAIMANA INI JADINYA???!!!! Dan kami kembali berceloteh mengutuki sistem perhubungan transportasi negeri tercinta ini. Kemudian terdengar suara sayup-sayup suara dari pusat informasi stasiun yang mengatakan kereta selanjutnya yang masuk adalah kereta ekonomi jurusan Jakarta. Sesaat kami merasa lega, namun kembali khawatir memutuskan bakalan naik gak nih??? Takutnya jadi mubazir datang ke Salemba tapi ternyata dah tutup. Gaby yang dengan wisenya saat itu bilang, “ya, udah kita tetap coba. Kita lihat keberuntungan kita hari ini.” (udah kayak ahli fengshui atau peramal aja bocah!!). Tapi akhirnya kita naik juga kereta yang telah hampir 1.5 jam kami nanti itu. Dengan bercucuran keringat dan emosi serta kecemasan kami naik kereta itu.

Ternyata banyak banget stasiun yang harus kami lewati dari Stasiun Pancasila, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Kalibata, Cawang, Tebet, Manggarai, dan Cikini!!! Oh, My God!! (ala anak muda zaman sekarang). Mana dikereta api itu semuanya ada, dari copet yang gerak geriknya mencurigakan, pengamen, pengemis buta tua yang dituntun anak kecil dan diikuti oleh seorang wanita paruh baya yang berpakaian sangat lusuh dan dekil sambil menggendong bayi, orang kantoran yang sok sibuk baca koran, ibu-ibu yang ketiduran hingga ngences, beberapa gerombolan anak muda anti kemapanan, dll namun yang paling menakutkan adalah ada seorang lelaki dengan tampang yang menyeramkan dan mencurigakan persis kriminil menatap terus menerus kearah kami tanpa kedip!!! Hey, itu menerikan!! Seperti tatapan ingin menerkam!!! Kami gak berani melihat kearah jam satu kami dari tempat kami duduk saat itu. Untungnya, saat itu bukan jam pulang kantor, jadi kami bisa sempat merasakan angin sepoi-sepoi yang masuk melalui sela-sela lubang jendela kerta ekonomi yang gak karuan bentuk dan warnanya dan terpaan angin yang super keras menerobos dari pintu gerbong yang terbuka lebar (lebih tepatnya karena gak ada pintunya lagi). Sungguh kereta yang mendeskripsikan namanya...

Setiap stasiun yang terlewat, gw selalu ingin melihat. Kita udah melewati apa saja ( sebenarnya sih, reaksi kenorak-an gw yang baru perdana naik kereta, ekonomi pula). Guncangan kereta yang begitu dasyat membuat gw mual dan sekaligus seperti melayang. Akhirnya turunlah kita di Stasiun Cikini, tiba pada pukul 3.10 sore!!! Tidak!!!! Kami khawatir pendaftaran akan segera tutup, maka gw menelepon Ayu untuk mengambilkan formulir dulu (klo bisa). Kami bergegas menuruni anak tangga Stasiun Cikini yang pengap dan langsung berburu Kopaja 502 untuk mengantarkan kami ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bayangkan, kami bertiga belum pernah naik Kopaja itu menuju tempat idaman kami hari itu!!! Katanya dekat RSCM (emang bener!). kemudian ketika mata kami mendapati gedung yang terpampang tulisan tidak begitu besar dan warnanya juga telah memudar, bertuliskan FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA, lengkap dengan lambang indah Makaranya. Dan serentak kita heboh turun dari Kopaja tersebut!!.

Tugas selanjutnya adalah mencari dimana gedung pendaftaran itu berada!! Ayu mengatakan dari sebrang telepon bahwa mereka sedang berada di gedung Pasca Sarjana. Hey, kami newcomer disini dan gak tau apa-apa tentang seluk beluk FK ini!!!! Tapi itu bukan masalah besar, malu bertanya akan sesat dijalan. Maka dari itu, kami bertanya pada OB yang bertugas di tempat itu untuk menunjukkan dimana gedung keramat itu berada. Dengan langkah seribu kami berjalan sangat cepat dan setengah berlari karena jam ditangan sekarang telah menunjukkan pukul 3.25 sore!!! Ooohh,, Semoga masih sempat, jangan sampai semua pengorbanan kami hari ini sia-sia!! (itu, teriakan batin kami masing-masing yang bunyinya sama!!).

Terdengar suara Ayu kembali dari sebrang telepon yang mengatakan “cepetan, bay!!!” wahh, dan kamipun segera menambah velocity langkah dan akhirnya berlari!!! Mana, dimana??? Kami mencoba mengawaskan mata dan mencoba mengingat kata-kat OB tadi. Kemudian, dengan setengah napas tersendat, alias ngos-ngosan dan berlumur keringat dimana-mana dan entahlah bagaimana tampang kami saat itu, yang penting mendapatkan formulir hari itu juga (tekad yang sangat kuatt..). Kami langsung menyusup masuk gedung itu dan mendapati Ayu dan Niken telah duduk santai di depan gedung itu, dibawah pohon rindang sedang berteduh dari sengatan maha dasyat si penguasa siang dan langsung mengarahkan kami untuk mengambil formulirnya!!!

Dengan tampang dan penampilan yang dah gak bisa dijelaskan lagi bagaimana penampakannya, kami langsung ke loket pengambilan formulir dan dengan tergesa-gesa mencari alat tulis kami untuk menuliskan biodata diatas kertas berformat tersebut. Melengkapinya dengan 2 buah foro berukuran 3x4, transkrip nilai dan foto kopi KTM. Kemudian segera mengembalikannya ke loket tersebut. Dan barulah kami merasakan kelegaan yang luar biasa setelah menyerahkan kembali formulir tersebut. Beruntungnya kami hari itu, walaupun terlambat setengah jam ternya pendaftaran masih buka (Hari itu juga gw mengerti mengapa Indonesia secara konsisten selalu menjalankan prinsip terlambat, gak selalu buruk juga sih..). Thanx Lord!!! (Teriak batin kami lagi yang hanya bisa di dengar oleh kami dan seseorang yang terlalu kuasa di balik awan sana).

Lalu kami bersantai sejenak, dibawah pohon rindang yang disekelilingnya dibuat bangku dari semen di depan masjid megah yang gak ada dindingnya!! (karena terbuat dari kaca semua). Menunggu Niken selesai shalat dan gw pun punya kepentingan lain atas tempat suci itu yaitu sesuatu yang ingin gw lakukan yang udah lama gw tahan-tahan dari sejak dikereta hingga selesai ngisi formulir (terjemahkan sendiri lah yaa..). Sedetik gw berimajinasi, mungkin klo dibuat film judulnya akan menjadi, KEJAR FORMULIR SAMPAI KE SALEMBA!!! (cukup menjual gak tuh??). Sejuknya bersantai dibawah pohon rindang ditambah pemandangan indah lainnya yang datang dari penghuni Fakultas Kedokteran sendiri (lumayann..).

Destinasi selanjutnya adalah memikirkan bagaimana cara kembali ke Depok!!! Gila, perjuangan berjam-jam hanya efektif selama sekian menit di Salemba!! Niken ngusulin kita untuk naik bemo hingga Stasiun Manggarai yang tersohor itu (entah atas kebaikan atau hal lainnya dan juga dijadikan judul sebuah film horor ala Indonesia). Alhasil kita harus jalan dari kampus Salemba dan sekilas mata gw menangkap tulisan “Selamat Datang di Kampus Perjuangan” (gw hanya diam dan mendalami kalimat singkat itu, kemudian gw kembali ke bayangan masa lalu beberapa tahun sebelumnya) hingga lampu merah. Hey, yang benar saja, bemo masih eksis hingga sekarang di Jakarta??? (bahkan di Bekasi aja Bajaj dah gak ada lagi, Ibu Kota Negara yang unik ternyata Jakarta ini).

Ternyata, semua bemo yang lewat dah full house!!! Akhirnya kita memutuskan untuk naik Bajaj hingga Stasiun Manggarai dengan fare Rp8.000 (mahal juga ya??? Bukannya harga BBM dah turun??? Walaupun tingkat inflasi gak sebanding dengan penurunan harga BBM). Namun akhirnya kami, ber-6 setuju untuk naik 2 bajaj tersebut (oknum ke-6 itu adalah teman SMA Ayu, bernama Niken juga dengan jurusan Hukum). Waw, ajaib!! Hari ini serba Ajaib buat gw!! (lebih mendeskripsikan kenorak-an gw). Dulu waktu di Cilandak hampir setiap hari gw naik bajaj, sekarang setelah 7 tahun meninggalkan tempat kecil gw itu, hari ini juga pertama kalinya lagi gw naik bajaj.

Rasa yang gak pernah gw lupa, ciri kahas bajaj dengan suara mesin yang agak parau, asap knalpot yang gak kalah dasyatnya menghalangi pandangan (sampe bikin batuk-batuk, bahkan tisu aja gak mampu menghadang serangan asapnya), goyangan kekiri dan kekanan saat si bajaj berusaha mendahului bajaj lainnya, bau keringat dari supir bajaj, kaca spion bekas yang ditempelkan pada tengah bajaj sebagai cermin si pak sopir untuk menjaga penampilannya, handuk dekil berwarna mengerikan yang bergantung pasrah di setir sebelah kirinya dan yang terakhir yang paling tidak dapat terlupakan dari bajaj adalah guncangan hebatnya!!!!

OH, NOOO!!! Setibanya di Stasiun Manggarai, gw turun dengan kaki gemetar efek dari getaran dasyat bajaj tadi masih tertinggal!!!! Akhirnya gw jalan dengan semponyongan mirip orang habis nokip (mabok). Ternyata efeknya juga menyerang fungsi berpikir gw, seketika gw merasa gak bisa berhitung, 5.000-1.500=???? (nah, lho!!! Begitu mengerikan!!!). Kami segera membeli 6 tiket kereta ekonomi tujuan Depok (ekonomi lagi!!! T_T Karena itu yang paling murah dalam strata perkeretaapian Indonesia dari sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang!!!). waktu di jam gw dah nunjukkin jam 5.10 sore!!! Lw tau artinya apa???? INI JAM PULANG KANTOR!!!!!!!!!

Untuk kesekian kalinya gw teriak dalam batin lagi dan kali ini lebih keras, OH NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!!!! Ditambah lagi kehebohan, ternyata pas banget kereta ekonomi jurusan Depok berhenti di jalur 6, mau gak mau kami berlari sekuat tenaga dari jalur 1 hingga jalur 6. Berusaha sekuat tenaga (masih dalam perjuangan) masuk kedalam kereta berhimpitan dengan kerumunan orang yang telah memenuhi gerbong kereta dari stasiun sebelumnya. ASTAGA!!!!! Gw berada diantara pepesan ribuan orang Indonesia yang sedang menikmati murahnya tiket kereta api ekonomi!!!!! Setelah perjuangan yang tiada taranya, menyelinap dari balik ketiak orang-orang yang aromanya udah gak jelas lagi (campuran bau parfum, keringat, dll) sambil berusaha melindungi tas kami dari para pencopet yang menyamar menjadi penumpang gelap kereta ekonomi tersebut.

Berusaha masuk dari himpitan orang-orang yang memenuhi gerbong kereta tersebut hingga kami menemukan spot yang cukup aman!! Tapi, kehebohan belum berhenti ternyata!!! KAMI SULIT BERNAPAS!!!!!!!!! SANGAT TERSIKSA BATIN DAN JASMANI!!!!!!!!!!!! (klo mau melatih kesabaran, disini tempat yang tepat!!!). Bahkan gw khawatir akan keberadaan dan keberlangsungan hidup teman terimut kami yaitu Ayu!!! Tapi untungnya dirinya baik-baik saja (baguslah kawan..). Sumpek dan berdesak-desakan, beradu pantat dorong kiri dorong kanan demi memperjuangkan tempat berdiri dan agar tidak terlalu jauh dari pintu gerbong (bagi orang yang hanya melewati 4-5 stasiun). Waw, gw membayangkan apa jadinya klo gw harus naik kereta setiap hari dimasa yang akan datang??!!

Dengan segala kejadian ajaib hari itu untunglah kereta ekonomi jurusan Depok mengantarkan kami dengan selamat hingga stasiun UI idaman kami. Gw, Chui, dan Nikeh FH berpisah dengan Ayu, Niken dan Gaby yang akan turun di stasiun selanjutnya. Ketika mau keluar dari gerbong aja perjuangannya gak kalah dasyat mana ada kakek tua yang jalan melawan arus dalam gerbong, mencurigakan!!! Dan akhirnya dengan hembusan napas lega keluar dari kereta ekonomi karena kembali bisa menghirup udara segar, BERHASIL!!! Dan ternyata gw dikejutkan lagi dengan betapa banyaknya orang yang naik di atas gebong kereta itu, padahal harga tiketnya teramat sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat Indonesia Raya (menurut gw..). tapi bodo amatlah, itu urusan mereka. Buat gw yang penting adalah segera sampai kostan dan mandi sebersih mungkin karena gw merasakan betapa basahnya baju, rambut dan semua tubuh gw saat itu. IT’S JUST A VERY HUGE DISASTER EVER!!! TOTALLY A MESS!!!! Saatnya kembali ke kehidupan nyata gw dan MANDIII!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar