SEPATU KETS TERMAHAL
March4’2010_8.45 AM
Alkisah, dahulu ada seorang ibu yang sangat prihatin melihat kondisi sepatu sekolah anaknya yang sangat mengerikan namun anak tersebut tidak pernah meminta untuk dibelikan sepatu baru oleh ibunya ini. Dia tetap saja terus menerus memakai sepatu itu setiap hari kesekolahnya yang berlokasi disuatu lingkungan yang sangat tidak kondusif untuk dijadikan tempat untuk menimba ilmu karena persis di depan sekolah tingkat atas tersebut berdiri dengan gagah dan sombongnya sebuah mall yang namanya telah sangat tersohor yaitu Blok M Plaza.
Sebenarnya anak ini tidak ingin bersekolah ditempat itu karena sangat amat tidak menyenangkan, dan sebenarnya (lagi) yang diinginkannya adalah bersekolah di salah satu sekolah tingkat atas favoritnya yang berlokasi di Pondok Labu. Well, bukannya anak ini tidak ingin meminta dibelikan sepatu baru oleh ibu atau bapaknya namun dia hanya terlalu menyukai sepatu busuknya itu, karena dia membelinya dengan uang kumpulan jajannya selama ini. Sepatu itu memang sepatu murah tapi ia sangat bangga atas jerih payahnya, perjuangan yang gak akan dia lupakan untuk membelinya dan ada satu rasa yang gak bisa dijelaskan. Pada saat musim hujan, dengan susah payahnya ia berjalan dibawah payung polos birunya dari terminal blok M menaiki jembatan penyebrangan yang licin menuju kesekolahnya dan setibanya, sepatunya sudah benar-benar basah bahkan ia harus membalikkan sepatu bututnya untuk menumpahkan semua air yang bersarang didalamnya yang berwarna coklat seperti lumpur dan memeras kaos kakinya yang basah kuyup.
Beberapa jahitan sepatunya pun telah terkoyak akibat keseringan dipakai dan bagian depan sepatu kanannya telah mangap seperti kelaparan ingin diberi makan dan hanya ditambal dengan memakai power glue (yang saat itu diyakini sebagai lem paling kuat dan dipercaya bisa merekatkan apa saja yang tidak merekat.. bahkan sampai sekarang mitos itu masih berlangsung). Warna sepatunya saja telah berubah dari yang berwarna hitam kelam menjadi gradasi warna yang tidak jelas harus disebut warna apa sebenarnya, pudar (lebih tepatnya akibat banyaknya kotoran dan debu yang menempel disepatunya) karena jarang dicuci dari semenjak pertama kali beli (dalam setahun dia hanya mencuci sepatunya 2 kali. Anak ini berpikir untuk menjaga aroma orisinal sepatunya, namun sebenarnya itu salah!! JANGAN DITIRU!!!).
Semua warna monokromatik ada di sepatu itu, mulai dari coklat tua, coklat muda, krem, abu-abu, dan warna hitam yang tersisa sebagai corak baru yang sangat tidak enak dipandang mata, ditambah beberapa warna lain seperti merah kehitaman akibat cipratan saos botol saat ia makan mie yamin dikantin tempo hari, sedikit warna kuning-oranye akibat sewaktu mencuci sepatunya dulu yang ternyata sabunnya bekas dipakai untuk membersihkan ulekan rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, jahe dll. Ditambah parah dengan lapisan bawah sepatu yang telah aus dibagian kedua tumit sepatu tersebut sehingga jika raja siang sedang dalam kekuatan maksimalnya menyinari bumi maka ia akan sangat merasakan panasnya aspal menembus kakinya dan biasanya klo sampai rumah merah-merah semuanya persis seperti kepiting rebus.
Tali sepatu yang biasanya berwarna putih mulus (memori pada saat pertama kali membeli), sekarang warnanya tidak kalah hebohnya dengan warna pelangi yang timbul setelah hujan berhenti namun bedanya itu sangat tidak indah!! Dengan ujung tali sepatu yang biasanya ada lapisan plastik kaku yang membuat ujung tali sepatu tampak lebih kurus, di sepatu bagian kiri tali sepatu plastik tersebut telah lenyap entah kemana dan membuat ujungnya menjadi sangat berantakan seperti tentakel gurita. Dan karena sepatu tersebut terbuat dari bahan kain, maka di beberapa bagiannya sudah mulai timbul robekan-robekan kecil yang semakin lama semakin besar. TIDAK!!!! Dapat kau bayangkan, anak ini bersekolah dengan sepatu buruk rupanya di sekolah tingkat atas negri yang notabenenya dihuni oleh kalangan orang yang klo makan sukanya di cafe, yang klo hangout sukanya di mall, yang klo kemana-mana harus diantar pake mobil, dan yang selalu dengan tidak merasa bersalahnya menjadi lintah darat bagi orang tua mereka!!
Begitulah, namun ini realita kawan!!! Sebenarnya ada perasaan minder di hati anak ini dengan keadaan sepatu yang sepertinya penampakannya lebih tua dari guru sejarahnya saat itu yang berperawakan sangat mirip dengan salah satu spesies manusia purba yaitu pithecantrophus erectus javanicus (bukan bermaksud menjelekkan tapi... emang jelek). Anyway, ternyata anak ini mempunyai ibu yang sangat berhati mulia, pengertian, dan perhatian sekali (ini sangat mengharu biru..). Di suatu hari yang indah, ketika sang raja sedang dalam mood yang sangat baik sehingga menebarkan kehangatan di kolong langit, ketika angin sepoi-sepoi berhembus lembut dan membuat dedaunan menari mengikuti iramanya, ketika burung-burung berkicau sambil memperlihatkan manuver-manuver indahnya melintasi awan, ketika cakrawala sedang dalam warna biru terbaiknya yang pernah dilihatnya, dan ketika anak itu sedang asik nonton kartun kesukaannya yaitu Hey, Arnold!!
Ibu itu datang dengan ekspresi yang memunjukkan kebahagiaan dan seolah-olah menunjukkan suatu keberhasilan atau kemenangan atas sesuatu yang anak itu tidak ketahui. Ia membawa sebuah kantong kresek putih yang sangat besar dan terbayang sebuah kotak besar hitam sedang berlindung didalamnya. Kemudian ia memberikannya kepada anak perempuan yang sedang duduk santai menatap layar televisi yang menampilkan kartun kesukaannya dan meraihnya. Seketika pandangan dan konsentrasinya terbuyar melupakan kartun itu dan beralih segera membuka apa isi dari kantong tersebut. Dan.. dannn.. dannnnnnn.. Anak itu mendapatkan sepasang sepatu yang sangat indah rupanya yang sangat berbeda jauh keadaannya dengan sepatu yang selama ini ia pakai. Berwarna abu-abu cantik, dengan terbuat dari bahan yang kelihatannya sangat mahal, dengan lapisan bawah sepatu yang tebal dan kokoh, dengan kualitas jahitan yang nomor satu, dengan tali sepatu yang berwarna senada, dengan merk yang terbordir rapi pada bagian belakang sepatu seperti 3 helai daun dan pada sisi sampingnya terdapat huruf timbul yang bertuliskan “ADIDAS”. Waw, ini kejutan yang luar biasa di hari Minggu yang sangat indah, bukan??!! “Terima kasih, mama!!” ucap anak itu sambil memeluk dan menciumi pipi ibunya itu.
Anak ini segera mengerti apa arti huruf-huruf timbul yang ada di sisi samping sepatunya tersebut itu yaitu ini sepatu mahal!!! (teriaknya dalam hati). Oh, sangat bersyukurnya dirinya saat itu mendapatkan sepatu yang sangat mahal dari orang terkasihnya. Mulai dari sejak itu, anak tersebut berpisah dengan sobat lamanya yang selama ini telah bersamanya dalam suka dan duka, dalam dingin dan panas, serta dalam keadaan kering dan basah. Akhirnya, sepatu butut itu pun dipensiunkan di tempat peristirahatannya yang paling nyaman yaitu tong sampah!!! Untuk hari-hari selanjutnya, anak itu melangkah dengan rasa percaya diri yang melejit dimanapun ia berada, terutama di sekolahnya dengan sobat barunya. Tidak ada lagi rasa minder, tidak ada lagi kepanasan ketika melewati jalan aspal atau air yang merembes kedalam sepatunya saat hujan tiba. Sepatu itu sangatlah nyaman dan empuk dipakai, kini anak itu selalu memakai sepatu barunya tiap hari kesekolah dan kemanapun ia pergi dengan rasa bangga dan sekaligus ingin pamer. Norak.
Saat itu, anak tersebut kelas 2 SMA, setelah 5 tahun berlalu ia masih tetap memakai sepatu termahalnya itu. Sepatu itu masih tetap bagus walaupun warnanya sekarang sulit untuk dideskripsikan lagi dan kebiasaan anak itu juga masih sama yaitu masih jarang mencuci sepatunya (masih pada kepercayaan yang dulu.. atau mungkin memang dia yang malas untuk membersihkan sepatunya itu?!). Hingga saat ini, sudah beberapa kali ia membeli sepatu di toko sepatu kecil yang ada di dekat stasiun, tempat ia tinggal, namun sepatu-sepatu tersebut sangat cepat rusak, bahkan baru dua kali pakai hak sepatunya udah copot, keesokannya hak sebelahnya yang copot. Ampun deh! Macam-macam aja masalah karena membeli sepatu murahan. Namun tetap, sepatu ADIDAS itu menjadi sepatu termahal dan terfavoritnya hingga saat ini. Danke, meine Mutter!! Ich liebe dich.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar