Dahulu terdapatlah seorang anak perempuan yang lahir disalah satu pulau terindah didunia, dengan cuaca yang sejuk, masyarakat lokal yang ramah, legenda daerah yang tersohor hingga penjuru dunia, makanan khas yang bercitarasa unik, adat istiadat yang sangat teratur dengan pembagian marga-marga, dan lokasi yang sangat unik karena terdapat ditengah salah satu danau tekto-vulkanik terbesar di dunia yaitu pulau Samosir. Selama hampir 4 tahun anak tersebut tinggal dipulau eksotis tersebut dan banyak hal konyol yang dilakukan oleh anak ini selama masa hidupnya..
Menggigit Anak Tetangga Hingga Berdarah-Darah.
Dulu, entah mengapa sepertinya hampir semua pasangan yang menikah saat itu melahirkan anak secara hampir bersamaan sehingga banyak anak yang seumuran dengan anak perempuan ini di pulau tersebut. Dia adalah anak yang lucu dan sangat digemari oleh para tetangganya karena sangat cantik dan imut. Anak ini banyak memiliki teman sepermainan. Namun, klo udah berantem maka ia akan selalu keluar menjadi pemenangnya akibat gigitannya yang beringas. Pernah waktu itu, ada anak tetangga, sebelah rumah persis entah ada angin apa ketika asik bermain. Anak ini menggigit temannya hingga berdarah dan menjerit mengerang kesakitan, namun anak ini hanya tertawa saja menganggap itu hal yang lucu (mungkin itu hanya ekspresi kasih sayangnya untuk mengungkapkan betapa gemasnya ia dengan temannya itu). Akibatnya, datanglah orangtua anak korban menghadap kedua orang tua anak si pembuat onar ini. Malah mereka yang beradu mulut dan dari semenjak itu ia melarang anaknya untuk bermain dengan si biang kerok dan tetangga itu akhirnya bermusuhan sehingga tidak pernah saling tegur lagi. Hingga pada akhirnya, mereka pindah dari tempat itu dan gak lama kemudian keluarga si setan kecil pun bertransmigrasi ke salah satu kota besar yang hiruk pikuk dengan kendaraan yang semakin hari semakin bertambah dan membuat stress tingkat tinggi yaitu Jakarta.
Semua Baju Bolong-Bolong.
Kini mereka tinggal disuatu daerah bernama Cilandak. Ternyata gigitan tempo dulu semakin membuat gigi anak ini gatal. Orang tua dari si anak tersebut seringkali memberikan baju baru dan mendandani anaknya dengan cantik sehingga tetangga dilingkungan baru pun senang melihat anak ini. Namun satu bencana lainnya adalah setiap baju yang dibelikan oleh orang tua si anak tersebut tidak pernah bertahan lama karena pada bagian leher dan ujung baju tersebut terdapat sobekan-sobekan kecil seperti digigit tikus. Orang tuanya sangat kewalahan sekali waktu itu.
Menaruh Tumpukan Batu Di Pintu Rumah Tetangga.
Cukup lama juga anak ini dan keluarganya tinggal di Cilandak, hingga akhirnya ia masuk sekolah dasar di daerah tersebut. Ternyata fenomena melahirkan dengan waktu yang bersmaan terjadi juga di tempat ini!! Dulu anak ini punya seorang teman sekaligus musuh, namun karena terlalu sering berantam maka timbullah ide cemerlang di benak anak ini untuk membalas dendam, yaitu menaruh tumpukan batu yang ia kumpulkan dari sekitar rumahnya dan pada waktu malam hari ia menaruhnya di depan pintu tetangganya karena ia tahu tetangga itu jarang sekali membuka pintunya malam-malam. Hari pertama ia berhasil melakukannya, dan ketika keesokan harinya ia melihat ekspresi dari ayah tetangga itu sangat terkejut mendapati tumpukan batu di pintu rumahnya dengan tawa licik ia menyeringai melihat ke arah bapak itu. Dan pada malam kedua percobaannya, ternyata ketika ia sedang asik-asiknya membuat tumpukukan batu kembali. Ternyata si empu yang punya rumah keluar dan mendapati setan kecil tiu sedang bengong menatap dengan takut ke arah bapak itu. Ia berkata, “Oh, ternyata kamu yang naruh batu di pintu rumah saya hah?!! Ngapain kamu disini? Sana pergi!!!” dengan nada membentak dan persis maling yang ketahuan dalam aksinya ia kabur kocar kacir. Dan ternyata si bapak tetangga itu, melaporkan kejadian itu kepada si ayah anak pembuat masalah ini, kemudian ia pun dihukum untuk pergi ke rumah bapak itu dan meminta maaf!
Berkejaran Dengan Anak Hutan.
Salah satu tetangga pada saat itu membawa saudara laki-lakinya dari kampung dan kebetulan seumuran dengan bocah ini, akhirnya anak laki-laki itu menjadi teman akrab si bocah yang hiperaktif ini. Ternyata anak lelaki ini tinggal lama dipedalaman jawa yang masih hutan dan sangat terpencil dari keramaian kota. Awalnya gak ada masalah dengan pertemanan mereka dan dengan yang lainnya, hingga suatu hari anak hutan ini merebut mainan si bocah yang biasanya membuat onar duluan (kini ia mendapat saingan yang seimbangan). Anak hutan ini sangatlah nakal adanya, bocah perempuan tengil ini geram karena mainannya diambil pada saat main masak-masakan pakai debu tanah yang dicampur dengan air sehingga membentuk adonan coklat lumpur di lapangan dekat rumah mereka. Ia meminta anak hutan itu untuk mengembalikannya namun yang didapatnya adalah anak hutan ini memumpahkan penggorengan mini yang berisi adonan lumpur itu ke mukanya!!! Akhirnya, anak ini mencakar si bocah hutan itu dan berkelahilah mereka, tonjok sana tonjok sini layaknya petinju profesional. Karena mengetahui sepertinya anak perempuan malang ini akan kalah dalam adu jotosnya ia berlari sekuat tenaga kerumahnya dan ternyata dikejar oleh si anak hutan itu. Sambil berlari, anak perempuan itu melemparkan batu ke kepala bocah hutan itu, dan tepat sekali mengenai jidat si bocah hutan sialan! Untung anak perempuan ini sampe dirumahnya dengan cepat dan dengan napas yang terngah-engah, dengan lumpur, debu, serta keringat yang bercucuran! Dan ia SELAMAT!! Semenjak itu ia sangat menghindari bermain dengan bocah hutan tersebut dan dendam itu berlangsung sangat lama.
Dikira Anak Pengemis.
Waktu itu sore hari dan orang-orang sedang dalam keadaan sangat berbahagia karena hari itu adalah hari Lebaran. Si anak biang kerok ternyata mempunyai teman setianya yang dapat diajak bermain kemanapun, ketika itu ia kelas 5 SD. Ia bersama teman-temannya yang kebanyakan laki-laki bermain sepeda hingga jauh sekali, menyebrangi jalan raya besar malah!! (ampun deh..). Kemudian mereka main ke kompleks perumahan yang ada di sebrang jalan itu dan memetik buah merah yang seperti ceri dan rasanya sangat manis dengan butiran buah halus berwarna kekuningan seperti gula yang diencerkan di depan sebuah rumah yang berarsitektur agak kuno namun sangat apik. Lantainya berubin berwarna merah maroon dengan pola abstrak garis hitam. Tiba-tiba, seorang perempuan paruh baya dengan kaca mata berbingkai emas, berpakaian sanagt indah dan rambut bercat chesnut brown yang elegan keluar dari pintu rumah tersebut, mereka kaget setengah mati karena takut dianggap maling. Namun, si wanita paruh baya ini baik sekali. Ia memanggil anak-anak yang berpakaian lusuh, dekil, berkeringat dengan penampilan yang sangat amburadul dan berbau matahari masuk ke teras rumahnya yang sejuk. Kemudian ia masuk ke rumahnya dan beberapa saat kemudian, ia kembali dengan membawa cake tiramitsu dingin yang sangat lezat dan membagikannya kepada mereka berenam. Tiba-tiba ibu itu berkata, “Aduh kasihan sekali kalian, rumahnya dimana? Keluarga kalian ada?? Ini sisanya bawa pulang aja.” Tak satupun dari pertanyaan ibu itu yang mereka jawab karena mereka asik menyantap cake tersebut. Belakangan baru mereka menyadari bahwa si ibu tersebut mengira mereka adalah anak gelandangan atau pengemis atau sejenisnya.
Meninju Teman Sekelas.
Di sekolah dasar anak itu bersekolah, ia memiliki seorang teman perempuan yang sangat letoy (klemar-klemer gak jelas). Sebenarnya ia gak terlalu berteman baik dengan anak perempuan yang dianggapnya letoy tersebut. Anak letoy ini berkulit putih sperti orang albino, berambut keriting kecoklatan sepanjang pundak, berpenampilan sangat cupu, selalu membawa bekal makan kesekolah, selalu diantar oleh ibunya dan bermuka sangat membosankan (bermuka memelas seperti ingin dikasihani). Sebenarnya (again..) semua itu gak masalah bagi anak perempuan pencari onar ini, tapi satu yang paling gak dia tahan adalah tampangnya yang sangat memelas itu. Kemudian disuatu hari yang cerah ketika jam istirahat, ia mendekati anak letoy ini dan tanpa banyak omong ia mengarahkan tinjunya ke muka anak ini kemudian mendorongnya hingga jatuh dan ia pun menangis, kemudian anak sialan itu lari. Keesokan harinya, ibu dari anak ini datang dan mencari anak keparat tersebut dan memarahinya didepan umum sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke kening anak tersebut!! Hal itu sangat dibencinya!!! Untuk hari selanjutnya, setan kecil ini sangat menghindari anak perempuan letoy tersebut dan berusaha untuk tidak melihatnya untuk menjaga luapan amarahnya.
Gak Sengaja Merusak Bolpen Mahal.
Waktu kelas 6 SD, anak tersebut memiliki seorang teman laki-laki yang mengidap penyakit epilepsi (suka kejang-kejang dan mengeluarkan buih dari mulutnya secara tiba-tiba). Anak ini sangatlah tidak boleh kepanasan, tidak boleh kecapekan, tidak boleh makan sembarangan dan tidak boleh kena debu. Merepotkan sekali apalagi keadaan kelas selalu dalam keadaan was-was (berjaga-jaga kapan lagi anak ini kambuh?!!). Tapi untungnya berkat dirinya, orang tua dari anak tersebut menyumbangkan 2 ceiling fans untuk kelas kami (ia anak orang kaya) dan selalu menempatkan anaknya diposisi yang strategis (kena kipas angin). Anak perempuan tersebut duduk tepat dibelakang bangku anak epilepsi tersebut (bernama Angga Leonardo). Suatu hari si anak perempuan ini lupa membawa bolpen, kemudian ia meminjamnya kepada Leonardo dengan mencolek punggungnya. “Angga, gw pinjem bolpen dong,. Boleh gak??” dengan baiknya ia meminjamkan bolpen itu. Itu bolpen terenak yang pernah anak itu pakai, saking enaknya ia pake selama 3 hari berturut-turut dan ujung bolpennya suka di gigit-gigit hingga rusak (kebiasaan lamanya masih berlanjut_suka menggigit). Karena ujung bolpen itu menjadi rusak, maka ia mengeluarkan isi bolpen tersebut dan membalutnya dengan kertas bekas untuk mengokohkan batang bolpen itu. Kemudian didalam kelas, sewaktu murid-murid asik menulis tugas dari guru. Eh, tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya anak tersebut kambuh dan seketika kelas pada heboh dan gaduh, guru yang saat itu mengajar langsung menyelipkan sapu tangan ke mulutnya agar ia tidak menggigit lidahnya sendiri. Orang yang mengidap penyakit ini, ketika sadar ia suka kehilangan beberapa memorinya. Ia segera dipulangkan kerumahnya, supirnya selalu setia menunggui anak ini setiap hari. Nah, kasus keesokan harinya adalah guru mengumumkan didepan kelas bahwa si Angga kehilangan bolpennya dan itu bolpen mahal katanya, ibunya berpesan harap dikembalikan. Dan, oh!!! Matilah anak ini klo ketahuan!! Mana tempat bolpennya udah dibuang dan diganti balutan kertas lagi!!! Ia sangat ketakutan saat itu. Namun karena yakin si Angga gak akan pernah mendapatkan lagi ingatannya, maka keesokan harinya ia membuang bolpen sialan itu dan bertingkah seolah-olah gak ada hal yang terjadi serta berlaku senormal mungkin agak tidak mencurigakan.
Kena Lemparan Bola Kasti.
Hari itu, masih di SD anak badung bersekolah, ia memakai pakaian olahraganya yang berwarna navy blue dan orange seperti petugas kebersihan ibu kota Jakarta karena ada pelajaran olahraga (bahannya sangat tidak enak karena gak nyerap keringat!). Sebelumnya guru olahraganya melakukan pemeriksaan kuku, bagi anak-anak yang kedapatan kukunya panjang, kotor atau dikuteks akan dicentil dan itu sangat menyakitkan!!! Dan salah satunya adalah kuku si anak badung tersebut!! Hari itu, pelajarannya adalah bermain kasti. Kelompok si anak pembuat onar itu kebagian menjaga lapangan dan kelompok lawan yang memukul bola. Di zaman itu, sedang marak-maraknya anak-anak mengatai nama orang tua mereka. Kemudian si setan kecil ini berucap kata itu, “Yahya, yahya, yahya!!!” teriak si anak tersebut dari tengah lapangan untuk meledek kawannya yang bernama Rizal (itu adalah nama ayahnya dan kebetulan saat itu, ada juga seorang menteri yang bernama demikian). Dengan perasaan kesal si Rizal mengarahkan pukulannya ke arah anak yang sedang berteriak itu, anak tersebut tidak sempat menghindar dan “Paww...!!” sebuah bola kasti hijau melesat kearah wajahnya dan langsung menghantam hidungnya hingga berdarah saking kerasnya. Namun anak itu tidak menangis malah memungut bola tersebut dan memukul kembali ke arah Rizal dengan sekuat tenaga dan akhirnya mereka bertengkar dan berkelahi ditengah lapangan yang membuat permainan menjadi terhenti. Kemudian mereka berdua di hukum memberi hormat menghadap bendera selam 2 jam.
Gak Bayar Ongkos Angkot.
Jarak dari sekolah anak tersebut ke rumahnya sebenarnya sangat dekat makanya ia setiap hari jalan kaki. Kemudian, setelah sekian lama bersekolah di Sekolah Dasar tersebut pada akhirnya ada angkot baru yang trayeknya melewati sekolah anak ini. Kemudian anak ini sangat ingin nyoba angkot berwarna biru langit yang lewat disekolahnya itu, namun berhubung uang jajannya pada saat itu hanya Rp 1.000 perak dan telah habis buat jajan maka ia mengurungkan niatnya. Keesokan harinya ketika ia sedang bermain di lapangan bersama teman-teman seumurannya, salah satu temannya bercerita klo dia naik angkot yang lewat di depan sekolah gak bayar. “Heh??? Bagaimana bisa??” pikir anak ini yang sangat tertarik pada kesaksian temannya yang bernama Edrick tersebut. “Waktu orang-orang turun di hall kan banyak tuh, lw langsung lari sekencangnya aja!!” dengan perasaan bangga ia menceritakan pengalamannya itu didepan teman-temannya yang menatapnya kagum dengan mata yang berbinar seolah menganggapnya sebagai orang yang sangat hebat. Kemudian, yang terjadi keesokan harinya adalah si anak perempuan ini mempraktekkan ilmu yang didapatnya kemaren sore dilapangan ketika bermain sepeda. Dengan perasaan gugup yang dicoba ditutup-tutupinya ketika naik angkot tersebut ia duduk dengan sangat damai dan gak berani mengeluarkan suara sedikitpun di dalam angkot tersebut (dengan keadaan yang sama, uangnya telah habis untuk jajan hari ini). Ketika angkot tersebut sampai di hall, benar saja, banyak orang yang turun!! Kemudian ketika orang sedang sibuk membayar angkot tersebut, ia lari sekencang-kencangnya!! Anak itu BERHASIL!!! Kemudian dengan perasaan bangga ia menceritakan semuanya kepada teman sepermainannya bahwa ia juga berhasil dan kawan-kawannya itu sangat kagum mendengar ceritanya dan anak badung itu menikmati itu semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar