HIDUP BERKEMENANGAN: PILIHAN UNTUK BERSUKACITA!
(Oleh Rick Warren “Kuasa Tuhan untuk Mengubah Hidup Anda”)
“Kebahagiaan” adalah impian nomor satu bagi manusia. Berbahagia adalah sebuah hal yang serius, kita harus mengusahakannya. Kita tahu bahwa kita harus bisa berbahagia di setiap waktu. Mudah bagi kita untuk berbahagia jika semuanya berjalan lancar. Sayang sekali, tidak semuanya itu akan berjalan lancar sesuai dengan rencana kita. Jadi, bagaimana kita bisa tetap optimis ketika semuanya berjalan buruk? Inilah saatnya sukacita dibutuhkan.
Filipi 4:4 “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”
Kebahagiaan bergantung pada apa yang terjadi. “Hari ini saya bahagia karena semuanya berjalan lancar.” Sukacita berbeda, karena memiliki makna yang lebih dalam. Sukacita adalah sebuah sikap dan pilihan. Ini adalah sebuah karya dari dalam dan tidak bergantung pada keadaan. Sudah merupakan pilihan kita untuk bersukacita. Kita bisa memilih untuk bersukacita tanpa memandang keadaan kita.
Ketika kita belajar untuk bersukacita, kita telah meningkatkan hidup kita secara luar biasa. Sebagai orang Kristen, kita harus bisa menjadi orang yang paling positif di dunia dan bisa bersukacita di dalam segala keadaan. Mengapa? Roma 5 memberikan tiga jawaban.
1. Di dalam Tuhan, kita menaruh pengharapan
Roma 5:1-2 “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”
Paulus kemudian menjelaskan bahwa hasil dari pengalaman akan kasih karunia Tuhan adalah “kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” Sebagai orang Kristen, tidak ada keadaan yang buntu sepenuhnya. Orang Kristen memiliki pengharapan.
Dikatakan bahwa seseorang bisa hidup 40 hari tanpa makanan, 3 hari tanpa air, tetapi tidak dapat hidup kurang dari satu menit tanpa pengharapan. Kita harus memiliki pengharapan.
Banyak orang memiliki pengharapan tetapi tidak didasarkan di atas sebuah dasar yang kuat. Banyak orang yang mendasarkan pengharapan mereka pada hal yang salah: bursa saham, penampilan mereka, gaji, pekerjaan, dan keluarga yang baik. Tetapi semuanya itu bersifat sementara dan bisa diambil daripada kita. Ketika mereka itu lepas dari kita, pengharapan kita juga lepas. Sukacita adalah hal yang mustahil tanpa pengharapan.
Sebaliknya, orang Kristen memiliki alasan untuk tetap positif. Kita bisa bersukacita karena kita bersukacita di dalam pengharapan. Di dalam Roma 12:12 Paulus mengingatkan kita untuk bersukacita di dalam pengharapan. Paulus sedang membahas tentang pengharapan kita di dalam Kristus. Pengharapan kita di dalam Kristus adalah alasan yang pertama kita bisa bersukacita, bahkan di dalam masa-masa sulit.
2. Tuhan memiliki tujuan bagi hidup kita.
Kita bisa bersukacita karena Tuhan memiliki tujuan di dalam setiap situasi yang kita hadapi.
Roma 5:3 “Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan.”
Banyak orang salah mengerti bahwa ketika mereka mengatasi masalah mereka, mereka akan bahagia. Tetapi, kita tidak akan pernah mengatasi semua masalah kita selama kita hidup. Di dalam hidup, kita temukan bahwa ketika kita mengatasi masalah besar, kita akan mendapatkan masalah yang lebih kecil yang tidak kita perhatikan ketika kita berfokus pada masalah besar. Sukacita adalah menikmati hidup ini meskipun sedang menghadapi masalah. Sukacita bukan berarti hilangnya penderitaan tetapi hadirat Tuhan. Itulah sebabnya Paulus berkata kita bermegah di dalam kesengsaraan: Tuhan selalu menyertai kita.
Jangan menyalahartikan maksudnya; Paulus tidak mengatakan kita harus berpura-pura bersukacita. Tuhan tidak menginginkan kita menjadi seorang penipu atau munafik. Paulus tidak meminta kita untuk menyangkali hal-hal buruk di dalam hidup kita. Dia juga tidak membahas tentang masokisme (kegembiraan karena disiksa). Sebagian orang Kristen berpendapat bahwa semakin mereka menderita, semakin rohani hidup mereka. Penderitaan bisa membawa hal-hal yang baik di dalam hidup kita tetapi Paulus tidak membahas tentang masokisme.
Paulus berkata “Kita bermegah di dalam kesengsaran.” Dia tidak berkata “bermegah karena kesengsaraan kita.” Dia juga tidak berkata kita menikmati kesengsaraan. Dia berkata kita bermegah di dalamnya karena kita tahu bahwa di dalam penderitaan terdapat tujuan. Tuhan memiliki sebuah tujuan dengan mengizinkan masalah terjadi. Dengan sudut pandang seperti ini, kita bisa menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap berbagai peristiwa di sekeliling kita, baik maupun buruk. Paulus berkata bahwa sebagai orang Kristen kita bisa bersukacita meskipun kita sedang berada dalam masa sulit karena kita berpengharapan dan karena kita tahu Tuhan bekerja di dalam hidup kita. Pencobaan dan kesulitan kita memiliki nilai. Lebih mudah menghadapi kesengsaraan ketika kita tahu bahwa ada tujuan di dalamnya, dan itu tidak akan sia-sia.
Roma 5:3-4 Paulus menyatakan bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Apakah masalah tersebut karena diri kita sendiri, orang lain atau pun iblis, Tuhan mengijinkannya. Tetapi kita juga harus memahami bahwa kesulitan dan sakit tidak secara otomatis menghasilkan ketekunan, karakter dan pengharapan. Sebaliknya ketika kita menghadapi hal ini, sebagian orang menjadi kepahitan, marah dan tegang. Hasil yang baik akan muncul jika kita memilih sikap yang benar terhadap masalah, dan sikap itu adalah sukacita. Kita bersukacita di dalam masalah, bukan karena masalahnya,tetapi karena Tuhan memakai masalah itu untuk kebaikan dalam kehidupan kita.
3. Tuhan beserta kita
Roma 5:11 kita bermegah karena apa yang telah Tuhan kerjakan melalui Tuhan Yesus Kristus yang telah menjadikan kita sahabat Tuhan.
Kita bisa bersukacita di dalam segala keadaan karena Tuhan selalu beserta orang-orang yang percaya kepada-Nya, tidak peduli di mana kita berada atau apa yang kita hadapi. Sebagai orang percaya, kita telah berekonsiliasi dengan Tuhan melalui Yesus Kristus. Kita telah menjadi rekan sekerja Tuhan dan hubungan ini kekal adanya.
Ingat janji-Nya di dalam
Yesaya 43:2 “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.”
Tidak peduli apa yang Anda alami di dalam hidup ini, Anda tidak akan melewatinya sendiri. Inilah alasan untuk bersukacita!